Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kenanga, Lulus Cumlaude Tercepat Tanpa Skripsi dan KKN di UNY

Kompas.com - 26/05/2024, 08:11 WIB
Sandra Desi Caesaria,
Mahar Prastiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orangtua Kenanga Kusuma Murdiyani, sangat bangga putri mereka dipanggil sebagai lulusan cumlaude pada wisuda program Doktor, Magister, Sarjana dan Sarjana Terapan periode Mei 2024 yang digelar di GOR Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu (25/5/2024).

Kenanga adalah mahasiswa UNY program sarjana yang lulus tercepat, tanpa skripsi dan tanpa KKN. 

Kenanga lulus dalam waktu waktu 3 tahun 5 bulan dan mendapatkan indeks prestasi kumulatif (IPK) 3,90.

Bagaimana cerita mahasiswa prodi Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi ini bisa lulus cepat tanpa skripsi dan KKN? 

Baca juga: Kisah Magfirah, Doktor Termuda UIN Alauddin yang Berusia 27 Tahun

Lulus cumlaude tanpa KKN dan skripsi 

Alumni SMAN 1 Kota Mungkid, Magelang, Jawa Tengah tersebut mengisahkan seluruh upaya untuk lulus tanpa skripsi dan KKN, berawal dari membaca koran.

Saat itu, ia masih menjadi siswa kelas 5 SD yang tidak sengaja sering membaca buku dan koran, terutama pembahasan mengenai anak disabilitas.

“Sejak saat itu saya sering membaca terkait kebutuhan pendidikan disabilitas khususnya, dibantu oleh ayah untuk mengumpulkan informasi terkait pendidikan bagi disabilitas hingga menemukan program studi yang relevan,” kata Kenanga, dilansir dari laman UNY.

Akhirnya ia berjuang masuk prodi yang diinginkan melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) di UNY.

Putri pasangan Diyana yang berprofesi sebagai guru olahraga di SDN Sawangan I dan Tri Muryani pensiunan PKPN tersebut mengaku selama berkuliah di prodi Pendidikan Luar Biasa UNY, ia merasa senang dan bahagia. 

Baca juga: Kisah Natalia Usia 22 Tahun Lulus S2 ITB, Ini Tipsnya

Sebab ia sering membahas topik yang ingin diperdalam olehnya sejak dibangku sekolah. Kenanga memiliki misi untuk meneliti suatu topik tertentu.

“Bersumber dari rasa senang itulah saya merasa lebih ringan dalam menjalankan perkuliahan karena tidak ada paksaan dalam belajar,” katanya.

Menurutnya bangku perkuliahan merupakan momen penting untuk mengembangkan diri dan lebih leluasa dalam melaksanakan hal-hal yang bermanfaat. Sejak dibangku SMP hingga SMA Kenanga sudah aktif berorganisasi untuk meningkatkan social skill dan leadership.

Adapun aktivitas sosial yang dilakukannya yaitu mengajar secara gratis bagi anak-anak agar mereka tidak kesulitan dalam mengerjakan tugas dan motivasi belajarnya menjadi meningkat.

Saat itu kurang lebih terdapat 10 anak yang belajar setiap harinya setelah selesai sholat maghrib. Ini yang membuat kecintaannya di dunia pendidikan meningkat.

Pada tahun 2021 tersebut menjadi titik balik Kenanga karena dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) karyanya berjudul ‘E-Konseling Berbasis Games Untuk Menangani Permasalahan Mental Akibat Pelecehan Seksual Pada Disabilitas’ berhasil masuk sebagai finalis Pimnas pada skema PKM-RSH sehingga dapat dikonversi menjadi mata kuliah KKN.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com