Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Manusia Belajar untuk Menjadi Lebih Bahagia?

Kompas.com - 13/05/2024, 12:31 WIB
Fadila Rosyada Hariri,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam perjalanan hidup yang penuh dengan dinamika dan kompleksitas, kebahagiaan sering menjadi tujuan utama yang diinginkan oleh setiap individu.

Namun, apakah kebahagiaan itu sekadar sebuah keadaan yang terjadi secara alami, ataukah dapat dipelajari dan dikembangkan?

Baca juga: Apakah Orang yang Bangun Pagi Lebih Bahagia? Ini Kata Ahli

Pertanyaan ini mengilhami pencarian akan pemahaman lebih dalam tentang sifat kebahagiaan manusia.

Kebahagiaan dalam hidup sebenarnya melibatkan pengalaman yang tidak menyenangkan dan kemampuan kita untuk mengubah kesulitan menjadi kesempatan untuk pertumbuhan, pembelajaran, serta memperkuat komunitas dan hubungan,” kata Dr Emiliana Simon-Thomas, direktur sains di Greater Good Science Center di University of California, Berkeley, mengatakan kepada IFLScience.

Hal ini menunjukkan bahwa setiap orang dapat belajar untuk menjadi lebih bahagia.

Anda mungkin akrab dengan pepatah "kebahagiaan datang dari dalam".

Penelitian telah menunjukkan bahwa untuk benar-benar merasakan kebahagiaan, seseorang harus aktif berusaha untuk menjadi bahagia, dikutip dari NBC News.

Sebagai contoh, pada tahun 2013, sebuah penelitian membandingkan dua kelompok orang yang mendengarkan musik positif. Salah satu kelompok diinstruksikan untuk memikirkan hal-hal positif sementara yang lain hanya mendengarkan musik saja.

Hasilnya mengejutkan: kelompok yang diarahkan untuk berusaha menjadi bahagia justru melaporkan merasa lebih bahagia.

Penelitian lain, seperti dari Grant & Glueck Harvard Study of Adult Development yang berlangsung selama 80 tahun, menunjukkan bahwa memiliki hubungan yang dekat dengan pasangan, keluarga, teman, dan lingkungan sosial dapat berkontribusi pada kesejahteraan dan kebahagiaan kita, bahkan memperpanjang umur.

Baca juga: Apakah Pura-pura Tersenyum Bisa Membuat Bahagia?

Dengan demikian, kebahagiaan sejati bergantung pada lebih dari sekadar pengalaman menyenangkan. Kebahagiaan melibatkan cara kita mengorientasikan diri kita berhadapan dengan dunia pada tingkat mental dan emosional.

3 cara untuk menjadi lebih bahagia

Laurie Santos , seorang psikolog dan profesor di Yale University menjelaskan 3 cara untuk menjadi lebih bahagia, yaitu sebagai berikut.

1. Luangkan waktu untuk terhubung dengan orang lain

"Kesendirian sama buruknya dengan merokok 15 batang rokok sehari," kata Santos, menyarankan kita untuk mencari dan terhubung dengan orang lain bahkan dengan cara yang paling sederhana.

Penelitian menunjukkan bahwa tindakan sederhana itu akan meningkatkan suasana hati Anda lebih dari yang Anda kira.

2. Bersyukur

Penelitian demi penelitian menunjukkan bahwa orang yang bersyukur lebih bahagia, kata Santos, yang merekomendasikan untuk berhenti sejenak sebelum setiap makan untuk merasakan rasa syukur atas makanan tersebut dan semua nutrisi yang Anda terima secara umum. Atau, catat beberapa hal yang Anda syukuri sebelum tidur setiap malam.

Baca juga: Cari Tahu, Apa yang Terjadi pada Tubuh Ketika Kita Merasa Bahagia?

3. Ingatlah: keadaan Anda tidak sepenting yang Anda kira

Santos mengatakan meskipun mudah untuk berpikir bahwa perubahan dalam keadaan kita — seperti hal baru yang hebat, pekerjaan baru, atau perubahan dalam hubungan romantis kita — dapat membawa kebahagiaan, kecuali jika Anda benar-benar berada dalam situasi traumatis, mereka tidak seberpengaruh pada kebahagiaan seperti yang kita pikirkan.

Sebaliknya, legakan pikiran Anda dan sadari bahwa segalanya mungkin sudah cukup baik dengan cara yang sekarang.

Artikel ini dibuat dengan bantuan artificial intelligence (AI). Dimohon untuk bijak memanfaatkan informasi. Jika Anda menemukan ada kesalahan informasi atau kesalahan konteks, silakan memberi tahu kami ke redaksikcm@kompas.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com