Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/05/2024, 17:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Hewan bisa menjadi sumber penyakit bagi manusia. Penyakit yang disebut zoonosis ini bisa berasal dari bakteri, virus, parasit, atau jamur pada hewan, yang kemudian menular pada manusia.

Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC), lebih dari enam dari setiap 10 penyakit menular pada manusia berasal dari hewan, dan tiga dari setiap empat penyakit baru pada manusia pun berasal dari hewan.

Penyakit menular dari hewan

Berikut adalah beberapa daftar penyakit menular dari hewan yang perlu diwaspadai.

1. Rabies

Ketika hewan yang terinfeksi rabies menggigit hewan lain atau seseorang, mereka dapat menularkan penyakit sistem saraf ini.

Rabies membutuhkan waktu untuk berpindah ke otak. Orang yang terinfeksi rabies menunjukkan gejala seperti demam atau sakit kepala, yang kemudian berkembang menjadi delirium, halusinasi, dan perilaku abnormal.

Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi pada hewan, namun rabies hampir selalu berakibat fatal ketika gejalanya sudah muncul.

Baca juga: Tupai Jadi Penyebab Penyakit Kusta di Inggris Abad Pertengahan

2. Trichinosis

Trichinosis, juga dikenal sebagai trichinellosis, menular ke manusia ketika mereka makan daging setengah matang atau mentah yang membawa larva cacing gelang Trichinella spiralis.

CDC menyatakan, penyakit ini utamanya menyerang beruang, puma, babi hutan, dan babi. Meskipun kematian akibat trichinosis jarang terjadi, risiko ini mungkin saja terjadi.

Biasanya, gejala awal Trichinosis berupa diare, mual, muntah, sakit perut, demam dan kelelahan. Penyakit ini kemudian dapat berkembang menjadi nyeri sendi, kulit gatal, sembelit, dan batuk.

3. Penyakit cakaran kucing

Kucing kesayangan yang lucu dan menggemaskan mungkin saja menggigit atau mencakar kita. Saat itulah kita berpotensi terkena penyakit cakaran kucing yang disebabkan oleh bakteri Bartonella henselae.

Kebanyakan orang tidak menunjukkan gejala apa pun setelah terinfeksi dan infeksinya membaik tanpa pengobatan.

Anak kucing lebih mungkin memiliki bakteri Bartonella henselae dibandingkan kucing dewasa, dan mereka lebih mungkin menularkannya ke manusia.

Baca juga: Ahli Menduga Penyakit Rusa Zombie Telah Menular ke Manusia

Tes darah dapat mendiagnosis infeksi ini, dengan gejalanya berkisar dari pembengkakan kelenjar getah bening, demam, sakit kepala, kehilangan nafsu makan, dan bintil di dekat luka.

4. Ancylostoma caninum

Berbagai infeksi cacing tambang dapat menular dari anjing atau kucing ke manusia, dan Ancylostoma caninum adalah salah satu jenisnya.

Telur parasit dilepaskan ke lingkungan saat hewan buang air besar. Hewan dan manusia kemudian dapat terinfeksi, baik dengan memakannya secara tidak sengaja atau menyentuhnya dengan kulit yang tidak terlindungi.

Kebanyakan infrksi cacing tambang mengakibatkan masalah kulit yang menyebabkan kemerahan dan gatal-gatal. Seiring waktu, akan muncul jejak merah yang melacak pergerakan larva di bawah kulit. Rasa gatal dan nyeri dapat berlangsung selama beberapa minggu hingga larva mati dan reaksinya hilang.

5. Flu burung

Flu burung terjadi jika hewan atau manusia terinfeksi virus avian influenza tipe A. Virus-virus ini sering menginfeksi burung dan hewan lain, namun biasanya tidak langsung menyerang manusia.

Burung yang terinfeksi dapat menyebarkan virus melalui air liur, lendir, dan kotorannya. Pada hewan lain, virus mungkin muncul di organ, darah, atau cairan tubuh, termasuk susu.

Manusia dapat tertular flu burung melalui kontak dengan mata, hidung, mulut, atau melalui pernapasan. Menyentuh sesuatu yang mengandung virus lalu menggosok mata, misalnya, juga dapat menularkannya ke dalam tubuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com