Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan Terus Selidiki Penyebab Sungai di Alaska Berubah Jadi Oranye

Kompas.com - 23/05/2024, 15:30 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

Sumber News Week

KOMPAS.com - Studi baru mengungkapkan, sungai-sungai di Alaska menjadi beracun dan warnanya berubah menjadi "oranye susu".

Penelitian dari National Park Service, US Geological Survey, University of California , Davis, dan rekan-rekannya menemukan bahwa beberapa aliran sungai di lokasi terpencil Alaska telah berubah warna menjadi oranye, yang sebelumnya berwarna biru jernih.

Para ilmuwan yakin hal ini mungkin disebabkan oleh mencairnya lapisan es. Pasalnya, ketika lapisan es mencair, ia melepaskan semua mineral yang tersimpan di dalamnya. Mineral tersebut mungkin mengandung bijih logam, yang dapat menyebabkan warna oranye jika terkena air dan oksigen.

Penelitian baru kemudian dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyebab warna oranye ini.

Temuan para peneliti

Para peneliti mengambil sampel dari sungai-sungai di utara Alaska Brooks Range. Mereka menemukan permasalahan tersebut di 75 lokasi dalam wilayah studi.

Baca juga: China Akan Bangun Bendungan Super di Sungai Yarlung Zangbo

Peneliti melaporkan, beberapa sampel memiliki tingkat pH 2,3, padahal tingkat normal biasanya 8. Adapun tingkat pH mengukur keasaman dan kebasaan dalam air, dengan nilai rata-rata 7. Nilai yang kurang dari 7 menunjukkan tingkat keasaman yang lebih tinggi.

Dari temuan ini, para peneliti dapat melihat bahwa mineral-mineral terurai di dalam air, dan pada saat yang sama, melepaskan logam.

Mereka menemukan kandungan besi, nikel, seng, kadmium, dan tembaga dalam jumlah tinggi di perairan yang berwarna oranye. Para peneliti percaya zat besi memiliki efek terbesar, sehingga berkontribusi besar terhadap perubahan warna.

Kondisi ini sangat memprihatinkan, mengingat air yang tercemar ini dapat berdampak buruk pada air minum dan daerah aliran sungai Arktik secara keseluruhan. Bahkan, keadaannya sangat parah hingga warna oranye terang terlihat dari luar angkasa.

Meskipun penelitian ini dimulai pada tahun 2018, sebelumnya, sudah ada kasus perairan berwarna oranye. Citra satelit yang dipelajari oleh peneliti menunjukkan, kasus sungai berwarna ini sudah ada sejak tahun 2008.

Para ilmuwan khawatir masalah ini akan terus berlanjut karena perubahan iklim menyebabkan meningkatnya pencairan lapisan es.

Oleh sebab itu, para peneliti mencatat bahwa masih banyak upaya yang perlu dilakukan untuk memahami masalah ini dalam skala yang lebih luas. Langkah selanjutnya adalah menilai apakah sungai-sungai tersebut dapat dipulihkan dari kontaminasi ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com