Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kucing Liar Memangsa Anak Buaya yang Hampir Punah di Kuba

Kompas.com - 11/05/2024, 08:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Bukti baru menunjukkan bahwa kucing liar membunuh dan memakan bayi buaya di Kuba. Hal ini meresahkan karena buaya Kuba (Crocodylus rhombifer) adalah spesies terancam punah yang hanya hidup di rawa Zapata dan Lanier, Kuba.

Beberapa hal yang membedakan buaya Kuba dengan spesies buaya lainnya adalah tonjolan tulang di belakang mata, temperamen yang sangat ingin tahu dan agresif, serta kemampuan melompat tinggi dari air.

Menurut Director Emeritus Institute for Comparative Genomics, American Museum of Natural History, George Amato, buaya Kuba mewakili garis keturunan evolusioner yang sangat tua dan memainkan peran penting dalam ekosistem aslinya.

Hanya sekitar 3.000 ekor buaya Kuba yang diperkirakan masih tersisa di alam liar, sehingga para ahli berupaya meningkatkan populasinya.

Menurut Etiam Pérez-Fleitas, ahli biologi yang berafiliasi dengan Peternakan Buaya Rawa Zapata, tempat penangkaran buaya Kuba terbesar di dunia ini melepaskan sekitar 500 ekor buaya Kuba ke rawa, dengan harapan mereka akan berkembang biak.

Baca juga: Shoebill, Burung Sebesar Manusia yang Memangsa Bayi Buaya

Sejak Oktober hingga November 2022, peternakan tersebut, yang menurut Pérez-Fleitas saat ini mengelola sekitar 4.500 ekor buaya Kuba, mengalami serangkaian serangan predator yang membunuh 145 ekor buaya berusia 4 bulan.

Dalam artikel yang diterbitkan di jurnal Herpetology Notes, Pérez-Fleitas dan rekannya, Gustavo Sosa-Rodriguez, mengungkapkan bukti bahwa kucing liar bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Petunjuk bahwa kucing yang menyerang buaya-buaya Kuba tersebut adalah tanda-tanda mencurigakan dan bulu yang ditemukan di sekitarnya. Jebakan kamera juga merekam setidaknya satu ekor kucing memasuki kandang buaya.

Kemudian, pada suatu kesempatan, staf peternakan menyaksikan beberapa kucing sedang memakan sesuatu di dekatnya. Ketika mereka menyelidikinya, mereka menemukan “sisa-sisa buaya". Dugaan ini menguat usai serangan tersebut berhenti sebulan setelah tujuh kucing liar ditangkap dan dipindahkan dari daerah tersebut.

Baik Amato maupun Pérez-Fleitas mengatakan bahwa mereka tidak percaya kucing liar merupakan ancaman nyata bagi buaya Kuba, dan Amato mengutip kondisi buatan yang menyebabkan serangan tersebut terjadi. Pasalnya, kata dia, buaya muda tidak berkumpul dalam jumlah besar di alam liar seperti di peternakan.

Baca juga: Di Mana Habitat Buaya Nil?

Sebaliknya, kata Amato, temuan ini menggarisbawahi bahwa kucing yang berkeliaran bebas dapat merusak lingkungan dan populasi liar.

Berperingkat no. 38 dalam daftar 100 "spesies asing invasif terburuk di dunia", kucing yang berkeliaran bebas diperkirakan membunuh miliaran burung dan mamalia di Amerika Serikat setiap tahunnya dan telah terlibat dalam sejumlah kepunahan.

Menanggapi kerusakan yang diakibatkannya terhadap ekosistem asli, beberapa organisasi dan pemerintah telah mengadopsi langkah-langkah mitigasi yang kontroversial, termasuk menjebak, menembak, dan meracuni.

Sehubungan dengan serangan tersebut, Pérez-Fleitas mengatakan, dia dan rekan-rekannya akan memantau wilayah yang terdapat populasi buaya Kuba untuk memperkirakan jumlah populasi kucing liar yang mungkin ada di lokasi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com