Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/08/2022, 19:02 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

Cousins berkata, tim peneliti masih belum yakin secara pasti bagaimana PFAS diangkut ke bagian paling terpencil di dunia.

"Mungkin juga PFAS masih bocor ke lingkungan dari tempat pembuangan sampah," tuturnya.

Da mencatat, masih terlalu dini untuk memprediksi dampak kesehatan masyarakat secara keseluruhan yang akan ditimbulkan oleh air hujan dengan kandungan PFAS di seluruh dunia, tetapi hal itu mungkin sudah berlangsung.

"Kita telah terpapar pada tingkat yang lebih tinggi selama 20 hingga 30 tahun terakhir. Kami baru memahami konsekuensi potensial dari paparan itu," jelas Cousins.

Baca juga: Benarkah Air Minum Bantu Turunkan Berat Badan? Ini Buktinya

Sayangnya, walaupun air hujan diolah dengan benar masih belum ada jaminan bahwa PFAS akan hilang.

PFAS juga dapat ditemukan dengan kadar rendah dalam air minum dari keran dan botol, meskipun sering kali pada tingkat yang aman.

Dampak PFAS kemungkinan akan lebih besar di negara berkembang di mana jutaan orang bergantung pada air hujan sebagai satu-satunya sumber air minum mereka.

Meski begitu, di wilayah tertentu bahkan di negara maju sekalipun seperti Australia Barat, minum air hujan masih sangat umum terjadi.

Baca juga: 6 Alasan Minum Air Putih Dapat Membantu Menurunkan Berat Badan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com