Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Negara Mulai Evakuasi Warganya dari Sudan

Kompas.com - 23/04/2023, 08:28 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

KHARTOUM, KOMPAS.com – Sejumlah warga negara asing dilaporkan mulai dievakuasi dari pelabuhan Laut Merah di Sudan pada Sabtu (22/4/2023).

Sudan seperti diketahui tengah dilanda pertempuran antara pasukan dua jenderal yang tengah berebut kekuasaan.

Lebih dari 400 orang tewas dan ribuan lainnya terluka sejak pertempuran di Sudan meletus pekan lalu pada Sabtu (15/4/2023).

Baca juga: Pertempuran di Sudan Mereda Saat Peringatan Idul Fitri

Pertempuran itu melibatkan pasukan yang setia kepada panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan wakilnya, Mohamed Hamdan Daglo.

Mohamed Hamdan Daglo adalah pemimpin Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter yang kuat dan secara umum dikenal sebagai Hemeti.

Pertempuran itu telah menjebak banyak orang di ibu kota Sudan, Khartoum.

Bandara pun telah berulang kali menjadi sasaran dan banyak penduduk tidak dapat meninggalkan rumah mereka atau keluar kota ke daerah yang lebih aman.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara asing telah mendesak para pemimpin militer yang bersaing di Sudan untuk menghormati pernyataan gencatan senjata.

Mereka diminta membuka jalan yang aman baik bagi warga sipil yang melarikan diri maupun untuk pasokan bantuan yang sangat dibutuhkan.

Tapi, seruan itu telah diabaikan. 

Baca juga: KBRI di Khartoum Catat 1.209 WNI Tinggal di Sudan, Evakuasi Dipersiapkan

Militer di bawah kendali Abdel Fatteh al-Burhan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang dipimpin Mohamed Hamdan Dagalo sejauh ini telah gagal mematuhi gencatan senjata yang disepakati hampir setiap hari sejak permusuhan pecah pada 15 April.

Pertempuran pada Sabtu kemarin melanggar apa yang dimaksudkan sebagai gencatan senjata tiga hari dari Jumat (21/4/2023) untuk memungkinkan warga mencapai keselamatan dan mengunjungi keluarga selama hari raya Idul Fitri.

Kedua belah pihak menuduh satu sama lain tidak menghormati gencatan senjata.

Karena bandara ditutup dan langit tidak aman, ribuan orang asing, termasuk staf kedutaan, pekerja bantuan, dan pelajar di Khartoum maupun di tempat lain di Sudan akhirnya tidak dapat keluar.

Upaya mengeluarkan warga asing di Sudan

Kantor berita Reuters melaporkan, Arab Saudi telah mengevakuasi warga Teluk dari Port Sudan di Laut Merah, berjarak 650 km dari Khartoum.

Sementara, Yordania dilaporkan akan menggunakan rute yang sama untuk warga negaranya.

Sedangkan, negara-negara Barat diperkirakan akan mengirim pesawat untuk warganya dari Djibouti.

Seorang diplomat asing yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan, beberapa staf diplomatik di Khartoum berharap bisa dievakuasi melalui udara dari Port Sudan dalam dua hari ke depan.

Baca juga: Grup Wagner Diduga Terlibat dalam Konflik Sudan, Ini Kiprahnya

Kedutaan Besar AS memperingatkan warga Amerika bahwa mereka tidak dapat membantu konvoi dari Khartoum ke Port Sudan dan perjalanan akan menjadi risiko pribadi masing-masing.

Indonesia diketahui juga ikut mengupayakan evakuasi warganya di Sudan.

Pemerintah Indonesia dilaporkan terus mempersiapkan proses evakuasi para WNI yang tinggal di Sudan, akibat konflik militer bersenjata yang terus berlangsung sejak Sabtu pekan lalu.

Berdasarkan data Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Khartoum, terdapat 1.209 WNI yang tinggal di Sudan.

Sebagian besar dari mereka adalah pelajar dan mahasiswa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com