Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/04/2023, 20:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Pakar WHO memberi peringatan untuk mewaspadai subvarian baru virus Corona yang diberi nama Arcturus. Namun tidak ada alasan untuk panik. Apa yang sudah diketahui sejauh ini tentang subvarian Covid-19 terbaru ini?

Subvarian baru virus Corona XBB.1.16 atau diberi nama Arcturus saat ini penyebarannya terus dimonitor oleh badan kesehatan dunia WHO. Arcturus adalah virus mutasi yang merupakan subvarian Omicron XBB.1, yang menyebar cepat di India, mendesak subtipe virus corona yang dominan Omicron BA.5 dan BA.2.

Mengapa Subvarian Arcturus itu mencemaskan para pakar kesehatan sedunia? Pemicunya adalah kenaikan drastis kasus Covid di India hingga 281 persen hanya dalam waktu 14 hari. Pakar kesehatan WHO asal India, dokter Vipin Vashishtha melaporkan, dalam kurun waktu yang sama, tingkat kematian pasien meningkat 17 persen.

Baca juga: 67 Juta Anak Terganggu Vaksin Rutinnya karena Pandemi Covid-19

Memblokir kekebalan tubuh

Arcturus disebutkan melakukan mutasi pada spike proteinnya, yang memungkinkan subvarian ini memiliki mekanisme memblokir sistem kekebalan tubuh yang sudah terbentuk, baik lewat vaksinasi ataupun setelah sembuh dari infeksi Covid-19 subvarian lainnya. Juga tidak tertutup kemungkinan, subvarian baru ini lebih menular dibanding subvarian Covid-19 dominan sebelumnya.

Vashishtha yang juga merupakan anggota grup vaksin WHO memperingatkan, jika subvarian baru Covid-19 ini mampu meruntuhkan imunitas kelompok warga India yang sudah kokoh dari varian dominan sebelumnya, seluruh dunia harus lebih serius mewaspadai penyebarannya.

Walau begitu, Radeep Guleria, mantan ketua tim penanggulangan Covid-19 India menyebutkan, tidak ada alasan untuk panik menanggapi penyebaran subvarian Covid-19 terbaru ini. "Dengan mematuhi prosedur kesehatan secara memadai, kita bisa mengatasi potensi bahaya penyebarannya”, ujar Guleria.

Baca juga: WHO Peringatkan Pandemi Covid-19 Masih Fluktuatif

Arcturus menurut laporan terbaru sudah menyebar di sedikitnya 16 negara, antara lain Amerika Serikat, Inggris, Singapura, Brunei dan Jerman. Namun catatan kasus dari awal Januari hingga akhir Maret ini, jumlahnya di Jerman sangat kecil, dan nyaris tidak terasa efeknya.

Sejumlah pakar virologi kenamaan juga menyebutkan, masih terlalu dini untuk membunyikan alarm tanda bahaya. Jika melihat jumlah absolut kasusnya di India, yang hanya ribuan dibanding 1,4 miliar populasinya, persentasenya juga sangat kecil.

Para pakar virologi juga mengamini pernyataan mantan ketua tim penanggulangan Covid-19 India, bahwa saat tidak ada alasan untuk panik menghadapi Arcturus.

Baca juga: Covid-19 Kembali, Singapura Diterjang Gelombang Ke-10

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com