Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/04/2023, 07:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

JENEWA, KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa (18/4/2023) memperingatkan, bahwa pandemi Covid-19 masih bergejolak atau fluktuatif.

WHO mengatakan masalah lebih lanjut masih mungkin terjadi sebelum virus menetap ke dalam pola yang dapat diprediksi.

Pada kenyataannya, dalam 28 hari terakhir, ada lebih dari 23.000 kematian dan tiga juta kasus baru yang telah dilaporkan ke WHO, dalam konteks tes Covid-19 yang sudah jauh berkurang dari sebelumnya.

Baca juga: WHO: China Negara Kunci Misteri Asal-usul Covid-19

"Sementara jumlahnya (kasus Covid-19) menurun, tetap masih ada banyak orang yang meninggal dan masih ada banyak orang yang sakit," ucap Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan dalam konferensi pers.

Dia menjelaskan, virus pernapasan tidak berpindah dari pandemi ke fase endemi, melainkan berpindah ke tingkat aktivitas rendah dengan potensi puncak epidemi musiman.

"Kami tidak mematikan sakelar pandemi. Kemungkinan besar kita akan melihat jalan bergelombang menuju pola yang lebih dapat diprediksi," jelas Ryan, sebagaimana dikutip dari AFP.

Komite darurat WHO untuk Covid-19 sejauh ini memiliki agenda rutin untuk bertemu setiap tiga bulan. Pertemuan paling dekat akan dilakukan pada awal Mei mendatang.

Seperti pada pertemuan sebelumnya, Komite darurat WHO untuk Covid-19 akan memutuskan apakah virus corona masih merupakan Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau Darurat Kesehatan Global atau tidak. 

PHEIC adalah tingkat kewaspadaan tertinggi yang dapat dideklarasikan oleh badan kesehatan PBB.

Baca juga: WHO Peringatkan Potensi Berbahaya Varian Covid-19 Baru

WHO menyatakan Covid-19 sebagai PHEIC pada 30 Januari 2020, ketika terdapat kurang dari 100 kasus dan tidak ada kematian di luar China.

Tetapi, baru setelah Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menggambarkan situasi itu sebagai pandemi pada Maret 2020, dunia tersentak untuk bertindak.

Ryan mengatakan, virus itu tidak akan hilang dan seperti influenza masih dapat menyebabkan penyakit pernafasan yang signifikan pada orang yang rentan.

"Beberapa negara masih memiliki populasi besar orang yang sangat rentan yang tidak divaksinasi. Sementara di negara lain Covid tidak lagi menjadi peristiwa darurat," jelas dia.

Komite Covid-19 akan memberikan sarannya kepada Tedros apakah virus tersebut masih merupakan PHEIC atau tidak.

"Saya berharap ketika komite darurat bertemu pada bulan Mei, mereka akan memiliki saran positif lebih lanjut untuk memberikan Dr Tedros seputar penilaian mereka tentang lintasan pandemi dan keberadaan PHEIC atau tidak," kata Ryan.

Baca juga: WHO Revisi Rekomendasi Vaksin: Orang Dewasa Berisiko Sedang Tak Perlu Vaksinasi Covid-19 Tambahan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com