Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejumlah Negara Mulai Evakuasi Warganya dari Sudan

KHARTOUM, KOMPAS.com – Sejumlah warga negara asing dilaporkan mulai dievakuasi dari pelabuhan Laut Merah di Sudan pada Sabtu (22/4/2023).

Sudan seperti diketahui tengah dilanda pertempuran antara pasukan dua jenderal yang tengah berebut kekuasaan.

Lebih dari 400 orang tewas dan ribuan lainnya terluka sejak pertempuran di Sudan meletus pekan lalu pada Sabtu (15/4/2023).

Pertempuran itu melibatkan pasukan yang setia kepada panglima militer Abdel Fattah al-Burhan dan wakilnya, Mohamed Hamdan Daglo.

Mohamed Hamdan Daglo adalah pemimpin Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter yang kuat dan secara umum dikenal sebagai Hemeti.

Pertempuran itu telah menjebak banyak orang di ibu kota Sudan, Khartoum.

Bandara pun telah berulang kali menjadi sasaran dan banyak penduduk tidak dapat meninggalkan rumah mereka atau keluar kota ke daerah yang lebih aman.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara-negara asing telah mendesak para pemimpin militer yang bersaing di Sudan untuk menghormati pernyataan gencatan senjata.

Mereka diminta membuka jalan yang aman baik bagi warga sipil yang melarikan diri maupun untuk pasokan bantuan yang sangat dibutuhkan.

Tapi, seruan itu telah diabaikan. 

Militer di bawah kendali Abdel Fatteh al-Burhan dan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang dipimpin Mohamed Hamdan Dagalo sejauh ini telah gagal mematuhi gencatan senjata yang disepakati hampir setiap hari sejak permusuhan pecah pada 15 April.

Pertempuran pada Sabtu kemarin melanggar apa yang dimaksudkan sebagai gencatan senjata tiga hari dari Jumat (21/4/2023) untuk memungkinkan warga mencapai keselamatan dan mengunjungi keluarga selama hari raya Idul Fitri.

Kedua belah pihak menuduh satu sama lain tidak menghormati gencatan senjata.

Karena bandara ditutup dan langit tidak aman, ribuan orang asing, termasuk staf kedutaan, pekerja bantuan, dan pelajar di Khartoum maupun di tempat lain di Sudan akhirnya tidak dapat keluar.

Upaya mengeluarkan warga asing di Sudan

Kantor berita Reuters melaporkan, Arab Saudi telah mengevakuasi warga Teluk dari Port Sudan di Laut Merah, berjarak 650 km dari Khartoum.

Sementara, Yordania dilaporkan akan menggunakan rute yang sama untuk warga negaranya.

Sedangkan, negara-negara Barat diperkirakan akan mengirim pesawat untuk warganya dari Djibouti.

Seorang diplomat asing yang meminta untuk tidak disebutkan namanya mengatakan, beberapa staf diplomatik di Khartoum berharap bisa dievakuasi melalui udara dari Port Sudan dalam dua hari ke depan.

Kedutaan Besar AS memperingatkan warga Amerika bahwa mereka tidak dapat membantu konvoi dari Khartoum ke Port Sudan dan perjalanan akan menjadi risiko pribadi masing-masing.

Indonesia diketahui juga ikut mengupayakan evakuasi warganya di Sudan.

Pemerintah Indonesia dilaporkan terus mempersiapkan proses evakuasi para WNI yang tinggal di Sudan, akibat konflik militer bersenjata yang terus berlangsung sejak Sabtu pekan lalu.

Berdasarkan data Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Khartoum, terdapat 1.209 WNI yang tinggal di Sudan.

Sebagian besar dari mereka adalah pelajar dan mahasiswa.

https://www.kompas.com/global/read/2023/04/23/082800070/sejumlah-negara-mulai-evakuasi-warganya-dari-sudan

Terkini Lainnya

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke