Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudan Bergejolak, KBRI Pastikan WNI Aman

Kompas.com - 17/04/2023, 17:35 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: Eva Mazrieva/VOA Indonesia

KHARTOUM, KOMPAS.com - Seluruh warga negara Indonesia yang saat ini berada di Sudan dipastikan berada dalam kondisi aman, di tengah meningkatnya gejolak politik dan keamanan di negara itu.

Lewat pesan teks, Duta Besar Indonesia Untuk Sudan Sunarko mengatakan, “Seluruh WNI yang sebagian besar adalah mahasiswa terpantau aman dan tetap berada di tempat tinggal masing masing.”

Tercatat ada 1.209 warga Indonesia yang menetap di Sudan, sebagian besar adalah mahasiswa yang sedang menuntut ilmu.

Baca juga: Sudan Mencekam, Tentara dan Pasukan Paramiliter Bentrok Berebut Kekuasaan, 25 Tewas

Dalam pernyataan tertulisnya, KBRI di Khartoum menyatakan, “Masih terus memantau situasi dan telah mengeluarkan imbauan kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari titik-titik rawan.”

Ditambahkan, KBRI juga terus mengintensifkan komunikasi dgn masyarakat Indonesia dan membuka layanan call center 24 jam di nomor: +249 90 797 8701, dan +249 90 007 9060.

Orang-orang berkumpul di jalan di Khartoum timur pada 16 April 2023.AFP via VOA INDONESIA Orang-orang berkumpul di jalan di Khartoum timur pada 16 April 2023.
Pertempuran pecah sejak Sabtu, sedikitnya 61 tewas, 670 luka

Pertempuran antara pasukan Pemerintah Sudan dan pasukan paramiliter yang kuat “Rapid Support Forces” tak terhindarkan di ibu kota Khartoum sejak Sabtu (15/4/2023), dan meluas ke kota-kota lain di sekitarnya.

Kantor berita Associated Press melaporkan jumlah tentara dan personel paramiliter yang terlibat baku tembak itu pada masing-masing pihak diperkirakan mencapai seribu orang.

Foto-foto satelit yang dirilis Maxar Technologies pada Minggu (16/4/2023) menunjukkan sejumlah kebakaran gedung, bandara dan jalur kereta api di Khartoum.

Termasuk di antaranya beberapa pesawat di bandara internasional Khartoum, markas besar komando angkatan bersenjata Sudan, kantor Kementerian Pertahanan dan sebuah rumah sakit.

The Sudan Doctor’s Syndicate mengatakan pada hari Minggu ini saja sedikitnya lima warga sipil tewas dan 78 lainnya luka-luka; menambah jumlah korban dalam pertempuran selama dua hari ini menjadi 61 orang tewas dan lebih dari 670 luka-luka.

Mereka meyakini puluhan orang dari kelompok yang bertikai juga telah tewas.

Baca juga: Profil RSF, Pasukan Paramiliter Kuat yang Berani Lawan Militer, Coba Rebut Kekuasaan di Sudan

Bentrokan di Sudan itu merupakan bagian dari perebutan kekuasaan antara panglima Angkatan Bersenjata Sudan Jendral Abdel-Fattah Burhan dan kepala pasukan paramiliter “Rapid Support Forces” Jendral Mohammed Hamdan Dagalo.

Sejak pertempuran terjadi, kedua pihak mengeklaim telah menguasai sejumlah institusi penting dan fasilitas militer strategis.

Kedua jenderal ini adalah mantan sekutu yang bersama-sama merancang kudeta militer pada Oktober 2021.

Kedua jenderal ini telah bersumpah untuk tidak pernah berunding atau melakukan gencatan senjata, meskipun tekanan diplomatik global terus meningkat.

Pertempuran ini kembali menunda kesepakatan diantara partai-partai politik di Sudan untuk mengembalikan negara itu ke transisi menuju demokrasi, yang dirusak oleh kudeta militer pada Oktober 2021 lalu.

Baca juga: Sudah Tewaskan 97 Orang, Bentrok Militer dan Pasukan Paramiliter di Sudan Diminta Dihentikan

Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Sudan Bergolak, KBRI Pastikan WNI Aman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com