Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentagon Terus Tekan Rusia untuk Mundur dari Ukraina

Kompas.com - 29/01/2022, 06:20 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber The Hill

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pentagon pada Jumat (28/1/2022) meminta Rusia untuk mundur dari Ukraina.

Ini disampaikan menyusul ketegangan yang meningkat atas ancaman invasi militer Rusia ke Ukraina.

Dilansir The Hill, Menteri Pertahanan Lloyd Austin dalam briefing dengan wartawan mengatakan bahwa Moskow selama berbulan-bulan telah mengerahkan pasukan di sepanjang perbatasan Ukraina dengan "kecepatan yang konsisten dan stabil".

Baca juga: Rusia Klaim Tidak Mau Perang Lawan Ukraina, tapi...

Hal ini telah didukung aktivitas angkatan laut Rusia di Atlantik utara dan Laut Mediterania.

"Kami tidak percaya bahwa Presiden Putin telah membuat keputusan akhir untuk menggunakan kekuatan ini melawan Ukraina," kata Austin.

“Saat ini dia jelas memiliki kemampuan itu,” tambahnya.

Austin mengatakan konflik tidak bisa dihindari, tapi dia menegaskan bahwa masih ada waktu untuk diplomasi.

Baca juga: Menilik Sejarah Awal Konflik Rusia-Ukraina

Dia mengatakan AS tetap "bersebelahan" dengan sekutu NATO-nya dan telah "menawarkan Rusia jalan keluar dari krisis, menuju keamanan yang lebih besar."

"Tidak ada alasan bahwa situasi ini harus berubah menjadi konflik," kata Austin.

“Putin dapat memilih untuk mengurangi ketegangan, dia dapat memerintahkan pasukannya pergi. Dia bisa memilih dialog dan diplomasi.”

"Apa pun yang dia putuskan, Amerika Serikat akan mendukung sekutu dan mitra kami," lanjutnya.

Baca juga: Ukraina Sebut Pasukan Rusia Tak Cukup Lancarkan Serangan Besar-besaran

Rusia telah mengumpulkan setidaknya 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina.

AS telah memperingatkan dalam beberapa pekan terakhir bahwa Putin dapat menyerang kapan saja.

Presiden AS Joe Biden juga telah memperingatkan Putin bahwa serangan semacam itu akan menimbulkan konsekuensi ekonomi yang parah bagi Moskow.

Di sisi lain, Kremlin membantah niat berusaha untuk menyerang Ukraina, tetapi dialog diplomatik selama berminggu-minggu yang bertujuan meredakan konflik, sebagian besar terbukti tidak berhasil.

Baca juga: Separatis Ukraina Desak Rusia Kirim Senjata Modern untuk Perang, Bukan Senapan Era Soviet

Saat pembicaraan diplomatik berlanjut, NATO telah bergerak untuk memperkuat pasukan keamanannya di sepanjang sisi timur, karena Ukraina berbatasan dengan empat anggota aliansi.

Austin sudah menempatkan hingga 8.500 tentara dalam kesiapsiagaan yang tinggi.

Sebagian besar dari mereka siap untuk dikerahkan jika NATO mengaktifkan NATO Response Force, yakni kekuatan multinasional yang terdiri dari sekitar 40.000 pasukan darat, udara, maritim, dan operasi khusus yang dapat dikerahkan dalam waktu singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com