Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi London Bantah Tunda Penyelidikan Skandal Pesta PM Inggris Boris Johnson

Kompas.com - 28/01/2022, 19:15 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

LONDON, KOMPAS.com - Polisi London pada Jumat (28/1/2022) membantah menunda laporan pemerintah yang telah lama ditunggu-tunggu tentang pesta-pesta pelanggaran lockdown di Downing Street, yang mengguncang posisi Perdana Menteri Boris Johnson.

Skandal yang disebut "partygate" itu membuat Boris Johnson memerintahkan pegawai negeri senior untuk memeriksa klaim tersebut, dan laporannya akan diterbitkan minggu ini.

Namun, penyelidikan pencarian fakta belum muncul, sehingga minggu ini mendorong spekulasi keterlibatan polisi dapat menghambat munculnya rincian lengkap.

Baca juga: 9 Skandal PM Inggris Boris Johnson dan Pejabatnya: Pesta Miras di Kantor hingga Langgar Lockdown

Juru bicara Boris Johnson mengatakan, pemerintah ingin memastikan laporan internal tidak memotong penyelidikan polisi, agar tidak merugikan proses hukum ke depannya.

"Kami sama sekali tidak berusaha memblokir laporan itu," katanya dikutip dari AFP.

Polisi Metropolitan (The Met) mengonfirmasi, detektif sedang menyelidiki potensi pelanggaran undang-undang virus corona.

"Untuk peristiwa yang sedang diselidiki oleh Met, kami meminta referensi minimal untuk dibuat dalam laporan Kantor Kabinet."

"The Met tidak meminta batasan pada acara lain dalam laporan, atau menunda laporan," tambahnya.

"Kami telah melakukan kontak berkelanjutan dengan Kantor Kabinet, termasuk mengenai isi laporan, untuk menghindari prasangka apapun terhadap penyelidikan kami."

Baca juga: Bertubi-tubi Diterpa Skandal Pesta Miras, PM Inggris Boris Johnson di Ujung Tanduk

Pengungkapan skandal partygate berujung seruan agar Boris Johnson keluar, karena kemarahan publik dan politik yang meluas tentang pelanggaran aturan yang dia buat sendiri.

Penundaan laporan Gray memberi Boris Johnson ruang bernapas setelah dia berjanji untuk berpidato di parlemen segera setelah diterbitkan.

Akan tetapi, sebagian besar anggota parlemen berada di daerah pemilihan mereka pada Jumat dan baru akan kembali untuk urusan parlemen hari Senin (31/1/2022).

Para oposisi Boris Johnson menuduhnya menyesatkan parlemen, yang menurut undang-undang menteri dipandang sebagai masalah pengunduran diri, dengan bersikeras bahwa peristiwa itu terkait dengan pekerjaan.

Boris Johnson sendiri telah bersumpah untuk melanjutkan pekerjaan dan berharap laporan itu akan membantu memecahkan masalah ini.

Baca juga: 7 Calon Pengganti PM Inggris Boris Johnson jika Lengser akibat Banyak Skandal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com