Orang-orang berebut membeli kebutuhan pokok di supermarket, dan mengantre di pom bensin guna membeli propana untuk memasak, mengantisipasi jika terjadi ketidakstabilan selama berhari-hari.
"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi besok atau lusa di negara ini, jadi saya bersiap untuk hari-hari buruk di masa depan," kata penduduk Port-au-Prince, Marjory, kepada AFP, saat dia dan suaminya membeli banyak barang di sebuah toko.
Kekerasan geng yang marak terjadi di negara Karibia tersebut, juga meningkat lagi pada Jumat dengan bentrokan antarkelompok yang melumpuhkan lalu lintas di jalan raya utama.
Bandara kota yang ditutup setelah serangan itu, diperkirakan akan dibuka kembali pada Jumat.
Namun pertanyaan terus berputar di negara itu tentang siapa yang membunuh Jovenel Moise dan mengapa Presiden Haiti ditembak.
"Orang asing datang ke negara ini untuk melakukan kejahatan. Kami, warga Haiti, terkejut," kata seorang penduduk ibu kota kepada AFP.
"Kami perlu tahu siapa di balik ini, nama mereka, latar belakang mereka, agar keadilan bisa ditegakkan," tambahnya.
Baca juga: Pembunuh Presiden Haiti Jovenel Moise Diduga Tentara Bayaran
Para polisi senior yang secara langsung bertanggung jawab atas keamanan presiden Haiti, telah dipanggil untuk hadir di pengadilan, kata komisaris pemerintah Port-au-Prince, Bed-Ford Claude, pada Kamis.
"Jika Anda bertanggung jawab atas keamanan presiden, di mana Anda? Apa yang Anda lakukan untuk menghindari insiden presiden ini?" kata Claude.
Ada juga mantan pejabat yang berspekulasi tentang kemungkinan keterlibatan agen keamanan dalam pembunuhan itu, yang semakin menambah kebingungan.
"Presiden Republik, Jovenel Moise, dibunuh oleh agen keamanannya," kata mantan senator Haiti Steven Benoit di radio Magik9, Jumat.
"Bukan orang Kolombia yang membunuhnya. Mereka dikontrak oleh negara Haiti," menurutnya.
Baca juga: Fakta Baru Pembunuhan Presiden Haiti, Ditembak 12 Kali
Dua orang sekarang berebut memimpin negara berpenduduk 11 juta orang itu, yang lebih dari setengah populasinya berusia di bawah 20 tahun. Tidak ada parlemen yang berfungsi sekarang.
Salah satu tindakan terakhir Presiden Haiti Jovenel Moise pada Senin (5/7/2021) adalah menunjuk perdana menteri baru, Ariel Henry. Dia belum menjabat ketika Moise terbunuh.
Beberapa jam setelah pembunuhan itu, pendahulu Henry, perdana menteri sementara Claude Joseph, menyatakan keadaan darurat nasional selama 15 hari dan mengatakan dia sekarang yang memegang tampuk kepemimpinan.
Oposisi menuduh Joseph merenut kekuasaan, tetapi utusan PBB untuk Haiti, Helen La Lime, mengatakan Joseph-lah yang memiliki wewenang karena Henry belum dilantik.
Sebelum Presiden Haiti dibunuh, negara itu sudah dilanda krisis kelembagaan.
Moise tidak menyelenggarakan pemilu sejak ia berkuasa pada awal 2017, dan karena Haiti tidak memiliki parlemen sejak Januari 2020, Moise memerintah dengan dekrit.
Baca juga: Polisi: Presiden Haiti Ditembak Mati 28 Anggota Regu Pembunuh dari Amerika dan Kolombia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.