PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com - Sebuah regu pembunuh beranggotakan 28 orang yang terdiri dari warga Kolombia dan Amerika Serikat (AS), membunuh Presiden Jovenel Moise, kata polisi Haiti.
Akan tetapi, sedikit yang diketahui tentang siapa yang mendalangi pembunuhan Presiden Haiti dan motif mereka, saat penyelidikan digelar pada Jumat (9/7/2021).
Sebanyak 17 tersangka pembunuhan Presiden Haiti dalam serangan Rabu dini hari (7/7/2021) itu telah ditangkap, termasuk 15 warga Kolombia dan dua warga Amerika keturunan Haiti, kata polisi negara tersebut pada Kamis (8/7/2021) dalam konferensi pers.
Baca juga: Presiden Haiti Jovenel Moise Tewas dalam Serangan di Rumahnya
Tiga pria bersenjata asal Kolombia tewas ditembak polisi, sementara delapan anggota regu pembunuh masih buron, ujar kepala polisi Haiti Leon Charles, meskipun angkanya sedikit berbeda dari sumber resmi lainnya.
Namun hanya sedikit yang terungkap tentang apa tujuan orang-orang bersenjata masuk ke kediaman pribadi presiden, menembakinya dengan peluru, dan melukai istrinya, Martine.
Otoritas setempat telah menangkap para pembunuh Presiden Haiti, kata Leon, tetapi sekarang sedang mencari dalangnya.
Direktur polisi nasional Kolombia, Jenderal Jorge Luis Vargas, pada Jumat memaparkan, 17 mantan tentara Kolombia diduga terlibat dalam pembunuhan itu. Angka tersebut naik dari enam orang yang diduga sebelumnya.
Dua pria yang tewas ditembak polisi Haiti dan 15 orang lainnya kemungkinan anggota tentara nasional Kolombia, yang keluar antara 2018-2020, kata Vargas dalam konferensi pers.
Baca juga: 17 Eks Tentara Kolombia Diduga Terlibat Pembunuhan Presiden Haiti
Presiden Kolombia Ivan Duque kemudian meyakinkan Perdana Menteri Sementara Haiti Claude Joseph, tentang kolaborasi negaranya dalam memajukan penyelidikan ketika melakukan panggilan telepon pada Jumat.
Laporan media-media Kolombia pada Jumat mengatakan, empat mantan tersangka militer meninggalkan Bogota tanggal 4 Juni menuju negara tetangga Haiti, Republik Dominika, dan melintasi perbatasan pada 6 Juni.
Taiwan pada Kamis mengonfirmasi, 11 tersangka ditangkap di halaman kedutaan besar mereka setelah sekuriti menemukan sekelompok pria bersenjata masuk ke halaman properti yang telah ditutup itu setelah pembunuhan Moise.
Washington sendiri telah mengisyaratkan kesediaannya untuk membantu penyelidikan Haiti, dan juru bicara Gedung Putih Jen Psaki pada Jumat menambahkan, FBI serta pejabat senior lainnya akan menuju ke Karibia sesegera mungkin.
Baca juga: Presiden Haiti Jovenel Moise yang Ditembak Mati sempat Hendak Dibunuh pada Februari
Setelah aktivitas ibu kota lumpuh berhari-hari, suasana Port-au-Prince kembali hidup dengan orang-orang yang perlahan kembali ke jalan-jalan, toko-toko dibuka, dan dimulainya lagi transportasi umum pada Jumat pagi dengan dibayangi ketakutan.