Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Myanmar Tandai Penolakan Kudeta Militer dengan Pukul Panci hingga Bunyikan Klakson

Kompas.com - 04/02/2021, 04:40 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Perlawanan terhadap kudeta militer di Myanmar menguat, ditandai aksi warga di kota terbesar Yangon yang memukul panci dan wajan, serta membunyikan klakson mobil.

Petugas kesehatan di sejumlah kota besar juga merencanakan mogok kerja, sedangkan para aktivis menyerukan aparat sipil negara menolak bekerja untuk pemerintahan yang baru.

Namun sepertinya kontrol militer sangat kuat.

Seruan untuk membebaskan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi bergema di Myanmar, yang hingga kini tidak diketahui keberadaannya sejak penangkapan pada Senin (1/2/2021) dini hari, sepet 

Baca juga: Polisi Myanmar Jadikan Aung San Suu Kyi Tahanan Hingga Setengah Bulan ke Depan

Bersamaan dengan penahanan Suu Kyi, lebih dari 100 anggota parlemen ditahan oleh militer di akomodasi mereka di ibu kota, Nay Pyi Taw. Kini, sebagian dari mereka dikabarkan telah dibebaskan, seperti yang dilansir dari BBC Indonesia pada Rabu (3/1/2021). 

Militer mengambil alih kekuasaan pada Senin dini hari dan memberlakukan kondisi darurat selama setahun setelah menuduh partai Suu Kyi melakukan kecurangan atas kemenangan pemilu baru-baru ini.

Partai yang dipimpin Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) menuntut pembebasan Suu Kyi. Partai itu juga meminta militer untuk menerima hasil pemilu pada November, yang dimenangi oleh NLD dengan lebih dari 80 persen suara.

Akan tetapi, militer telah menunjuk komisi pemilihan dan kepala polisi baru. Padahal, komisi pemilihan sebelumnya tidak menemukan bukti kecurangan pemilu.

Myanmar, yang juga dikenal sebagai Burma, dikuasai oleh militer hingga 2011, ketika pemerintah sipil dilantik.

Baca juga: Pengungsi Rohingya Semakin Takut Kembali ke Myanmar Setelah Kudeta

Apa yang terjadi saat ini di Myanmar?

Negara itu kini dalam kondisi tenang setelah kudeta, dengan pasukan militer berpatroli di semua kota besar dan jam malam diberlakukan. Sistem komunikasi sempat terganggu ketika kudeta terjadi namun berangsur membaik pada Selasa pagi waktu setempat (2/2/2021).

Saat malam tiba pada hari Selasa, klakson mobil dan pukulan panci masak terdengar di jalan-jalan Yangon sebagai tanda protes warga Myanmar atas kudeta yang terjadi.

Kelompok pemuda dan pelajar juga menyerukan kampanye pembangkangan sipil, dan halaman Facebook untuk kampanye tersebut disukai oleh lebih dari 100.000 pengguna Facebook.

Dokter yang bekerja di rumah sakit pemerintah mengatakan mereka akan mogok kerja mulai Rabu (3/2/2021) untuk mendorong pembebasan Suu Kyi.

Beberapa petugas medis menggunakan simbol sebagai protes diam-diam.

Setidaknya satu dokter telah berhenti bekerja sebagai bentuk protes, dengan mengatakan "kudeta semacam itu tidak dapat ditoleransi sama sekali".

Baca juga: Jenderal Senior Myanmar Bela Terjadinya Kudeta: Tak Terelakkan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com