Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Myanmar Tandai Penolakan Kudeta Militer dengan Pukul Panci hingga Bunyikan Klakson

Kompas.com - 04/02/2021, 04:40 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

Dr Naing Htoo Aung, seorang ahli anestesi berusia 47 tahun di Rumah Sakit Mongywa di Wilayah Sagaing, mengatakan kepada BBC Burma:

"Saya mengundurkan diri karena saya tidak bisa bekerja di bawah seorang diktator militer yang tidak peduli dengan negara dan rakyatnya. Ini adalah tanggapan terbaik yang bisa saya berikan pada mereka."

Dokter lain yang terlibat dalam kampanye menuntut pembebasan Suu Kyi, Myo Thet Oo, berkata kepada kantor berita Reuters: "Kami tidak bisa menerima diktator dan pemerintah yang tidak dipilih.

"Mereka bisa menahan kami kapan saya. Kami memutuskan untuk menghadapinya...Kami semua telah memutuskan untuk tidak datang ke rumah sakit"

Tampuk kekuasaan kini dipegang oleh Panglima Tertinggi Min Aung Hlaing. Sebelas menteri dan deputi, termasuk di bidang keuangan, kesehatan, dalam negeri dan luar negeri, telah diganti.

Dalam pertemuan pertama kabinetnya pada Selasa, Min Aung Hlaing mengulangi bahwa pengambilalihan itu "tak terelakkan" setelah militer membuat tudingan adanya kecurangan pemilu.

Baca juga: Kudeta Myanmar, Aung San Suu Kyi Dituduh Punya Alat Komunikasi Terlarang

Dimana Aung San Suu Kyi saat ini?

Hingga kini belum ada pernyataan resmi terkait keberadaan Suu Kyi setelah ia ditangkap pada Senin dini hari.

Namun, menurut sumber dari NLD mengatakan bahwa ia dan Presiden Win Myint menjalani tahanan rumah.

Suu Kyi - yang menghabiskan 15 tahun dalam penahanan sejak 1989-2010 - telah mendesak pendukungnya untuk "protes menentang kudeta" dalam sebuah sebuah surat yang ditulisnya sebelum ditahan.

Dalam surat itu, ia juga memperingatkan bahwa tindakan yang dilakukan militer dapat membawa negara itu kembali dibawah kekuasaan diktator.

Ia dilarang menjadi presiden karena ia memiliki anak yang lahir dari warga negara asing.

Namun, sejak kemenangan NLD dalam pemilu yang menentukan pada 2015, ia secara luas dipandang sebagai pemimpin de facto Myanmar.

Baca juga: Para Petugas Medis Myanmar Mogok Kerja sebagai Protes Kudeta Militer

Sekilas tentang Myanmar

Myanmar adalah negara dengan populasi 51 juta jiwa di kawasan Asia Tenggara, yang berbatasan dengan Bangladesh, India, China, Thailand dan Laos.

Negara itu dipimpin oleh pemerintah militer sejak 1962-2011.

Hampir semua ekspresi perbedaan pendapat dilarang dan tuduhan pelanggaran hak asasi manusia yang parah menuai kecaman dan sanksi internasional.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Global
Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Global
[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

Global
ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com