Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Tak Berencana Kirimkan Pelatih Militer ke Ukraina

Kompas.com - 21/05/2024, 15:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat tidak berencana mengirimkan pelatih militer ke Ukraina. Mereka kemungkinan besar hanya akan melakukannya setelah perang di sana dengan Rusia selesai.

Ini disampaikan jenderal penting AS pada Senin (20/5/2024), setelah Perancis membuka pintu pengiriman pasukan untuk melatih pasukan Kyiv.

Lebih dari dua tahun setelah perang, Rusia perlahan-lahan maju ke wilayah timur Ukraina, mengeksploitasi kekurangan tenaga kerja di Ukraina dan penundaan pasokan senjata dari Barat selama berbulan-bulan.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang apa lagi yang bisa dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya, selain menyalurkan persenjataan senilai miliaran dollar dan memberikan intelijen serta pelatihan kepada pasukan militer Ukraina dari luar negeri.

“Saat ini tidak ada rencana untuk membawa pelatih AS ke Ukraina,” kata Jenderal Charles Q Brown, ketua Kepala Staf Gabungan AS, pada Reuters.

“Setelah konflik ini selesai dan kita berada dalam kondisi yang lebih baik, maka saya yakin kita bisa mendatangkan kembali pelatih,” tambah Brown.

Presiden Perancis Emmanuel Macron pada bulan Februari membuka pintu bagi negara-negara Eropa untuk mengirimkan pasukan ke Ukraina.

Sejak itu, para pemimpin Eropa lainnya secara terbuka menentang gagasan tersebut dan menteri luar negeri Macron berusaha mengklarifikasi komentar tersebut. Mereka mengatakan bahwa Paris dapat mengirim pasukan ke Ukraina untuk kebutuhan tertentu, tetapi tidak untuk berperang melawan Rusia.

Para diplomat Perancis mengatakan gagasan Macron adalah untuk memicu perdebatan mengenai masalah ini, namun tidak ada rencana konkret ke arah itu.

Brown berbicara bersama Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin setelah pertemuan dengan para pendukung militer Ukraina.

Baik dia maupun Austin menekankan perlunya mendukung Kyiv ketika negara itu menghadapi tekanan yang semakin besar dari pasukan Rusia di Kharkiv.

Baca juga: Ukraina Jatuhkan 29 Drone Rusia dalam Semalam, Targetkan Barat, Tengah, dan Selatan

Pentagon menolak saran dari mantan pejabat tinggi Kementerian Luar Negeri Victoria Nulan bahwa Presiden Joe Biden harus mencabut larangannya terhadap Ukraina menggunakan persenjataan AS untuk menyerang sasaran di Rusia, yang dikhawatirkan Gedung Putih dapat menyebabkan konflik langsung dengan Moskwa.

Baca juga: Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Brown mengatakan bahwa dia yakin Ukraina tidak menggunakan Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat yang dipasok AS di dalam wilayah Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rusia Bersedia Gencatan Senjata dengan Ukraina, Putin: Ini Syaratnya

Rusia Bersedia Gencatan Senjata dengan Ukraina, Putin: Ini Syaratnya

Global
45 Jenazah Pekerja India Korban Kebakaran Tiba dari Kuwait

45 Jenazah Pekerja India Korban Kebakaran Tiba dari Kuwait

Global
Gajah Kembar Langka Lahir di Thailand

Gajah Kembar Langka Lahir di Thailand

Global
Padahal Sudah Putus, Pria Ini Marah dan Rebut HP Mantan Pacar Usai Melihat Bersama Pria Lain

Padahal Sudah Putus, Pria Ini Marah dan Rebut HP Mantan Pacar Usai Melihat Bersama Pria Lain

Global
Rusia-Ukraina Saling Serang dengan Puluhan Drone dan Rudal

Rusia-Ukraina Saling Serang dengan Puluhan Drone dan Rudal

Global
Rudal Houthi Hantam Kapal Kargo di Teluk Aden, Lukai Awak Kapal

Rudal Houthi Hantam Kapal Kargo di Teluk Aden, Lukai Awak Kapal

Global
Hezbollah Pamer Persenjataan di Tengah Eskalasi Perang

Hezbollah Pamer Persenjataan di Tengah Eskalasi Perang

Global
AS Kecam Tindakan Israel Alihkan Dana Palestina Rp 573 Miliar

AS Kecam Tindakan Israel Alihkan Dana Palestina Rp 573 Miliar

Global
Biden dan Zelensky Teken Perjanjian Keamanan yang Mirip dengan Kesepakatan AS-Israel

Biden dan Zelensky Teken Perjanjian Keamanan yang Mirip dengan Kesepakatan AS-Israel

Global
Bryan Sukidi, Siswa Indonesia Peraih Penghargaan Bakat Luar Biasa di AS

Bryan Sukidi, Siswa Indonesia Peraih Penghargaan Bakat Luar Biasa di AS

Global
Kekerasan Anak dalam Konflik Dunia Capai Tingkat Ekstrem, Khususnya Israel

Kekerasan Anak dalam Konflik Dunia Capai Tingkat Ekstrem, Khususnya Israel

Global
Invasi Rusia ke Ukraina Menimbulkan Emisi Karbon yang Besar

Invasi Rusia ke Ukraina Menimbulkan Emisi Karbon yang Besar

Internasional
Rangkuman Hari Ke-841 Serangan Rusia ke Ukraina: Komitmen Keamanan Biden-Zelensky | Bank Rusia Kehabisan Mata Uang Asing

Rangkuman Hari Ke-841 Serangan Rusia ke Ukraina: Komitmen Keamanan Biden-Zelensky | Bank Rusia Kehabisan Mata Uang Asing

Global
Tank-tank Israel Terus Menembus Rafah, Warga Palestina Tak Henti Melarikan Diri

Tank-tank Israel Terus Menembus Rafah, Warga Palestina Tak Henti Melarikan Diri

Global
Inilah Poin-poin Perdebatan dalam Negosiasi Gencatan Senjata Israel-Hamas

Inilah Poin-poin Perdebatan dalam Negosiasi Gencatan Senjata Israel-Hamas

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com