Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biden Resmi Jadi Presiden AS, Ini Kata Pendukung Trump yang Masih Setia

Kompas.com - 21/01/2021, 10:42 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Kendati Joe Biden telah dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) pada Rabu (20/1/2021), sejumlah pendukung Donald Trump masih ada yang enggan mengakuinya.

Ada hampir 75 juta rakyat AS yang mencoblos Trump dalam pemilihan presiden (pilpres) AS November 2020 lalu. Dan ada cukup banyak di antara mereka yang berkukuh menolak kekalahan Trump.

AFP mewawancarai beberapa pendukung Trump untuk menanyakan apa yang kira-kira akan dilakukan Trump dan apa jadinya kehidpan nanti dibawah kepemimpinan Biden.

Baca juga: China Sanksi Puluhan Pejabat Trump karena Melanggar Kedaulatan

Saya yakin mereka curang

"Ketika Trump dilantik, saya sangat bahagia," kata Gia Maxson, seorang guru yoga dan penganut Katolik yang taat dari Hickory, North Carolina, mengenang pelantikan Trump pada 2016.

"Saya menghadiri kampanye Trump. Itu adalah pengalaman yang luar biasa, membangkitkan semangat, dan positif," tambah Maxson.

Namun di satu sisi, dia menolak percaya bahwa penyerbuan Gedung Capitol pada 6 Januari lalu dilakukan oleh pendukung Trump.

Kendati banyak bukti, banyak foto, dan banyak rekaman video yang menunjukkan kerusuhan di Capitol Hill itu dilakukan oleh pendukung Trump.

Maxson menduga, kerusuhan tersebut telah diatur sedemikian rupa dengan maksud untuk menjegal Trump dan menjadikannya kambing hitam.

Baca juga: DPR AS: Trump dapat Terseret dalam Kasus Pembunuhan di Gedung Capitol

"Saya takut, marah, dan sangat terkejut ini bisa terjadi di Amerika," imbuh Maxson.

Biasanya, dia menonton pelantikan presiden AS yang baru. Namun tahun ini, dia memutuskan untuk tidak menontonnya.

"Saya yakin itu (hasil pilres) sepenuhnya tidak sah, saya yakin mereka menipu. Tidak mungkin Biden mendapatkan 80 juta suara," kata Maxson merujuk pada klaim penipuan yang tidak berdasar.

Maxson juga yakin Trump tidak akan pergi dari kancah perpolitikan “Negeri Uncle Sam”.

"Saya berharap partai baru dapat diluncurkan, Partai Patriot. Itu akan menjadi skenario terbaik dan akhir dari sistem dua partai,” hapar Maxson.

Baca juga: Trump Tiba di Rumahnya Saat Joe Biden Dilantik

Pemakzulan dianggap inskontitusional

Doug McLinko, politikus dari Partai Republik, khawatir Partai Demokrat mungkin mencoba membatalkan sistem Electoral College.

"Pedesaan Amerika tidak akan memiliki suara, hanya wilayah metropolitan utama. Negara ini tidak pernah terpecah sebelumnya," kata McLinko.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com