Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangladesh Pindahkan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil secara Besar-besaran

Kompas.com - 29/12/2020, 18:05 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

Nenek Morium Khatun (55) mengatakan dia ingin menghindari kejahatan terkait narkoba di kamp-kamp yang telah menyebabkan puluhan orang terbunuh dalam beberapa tahun terakhir.

"Saya mencari ketenangan pikiran. Kamp pengungsian bukan tempat untuk itu," katanya.

Baca juga: Pindahkan Pengungsi Rohingya, Pemerintah Bangladesh Tuai Kontroversi

Namun, kelompok HAM yang mewawancarai beberapa orang Rohingya menyatakan, mereka tidak punya pilihan lain selain pindah.

"Rumah beberapa pengungsi digembok oleh relawan yang bekerja untuk otoritas kamp Bangladesh untuk memaksa mereka menyetujui relokasi," kata seorang pekerja organisasi HAM kepada AFP, yang berbicara tanpa menyebut nama.

"Mereka diberitahu bahwa jika mereka tidak pergi, rumah mereka akan tetap digembok,” imbuhnya.

Juru kampanye Amnesty International Asia Selatan Saad Hammadi berpendapat serupa, bahwa banyak pengungsi Rohingya yang dipaksa untuk pindah ke Bhashan Char.

Baca juga: Lucuti Hak Pilih Etnis Minoritas Termasuk Rohingya, Pemilu Myanmar Dinilai Apartheid

"Tuduhan dari dalam masyarakat tentang insentif tunai yang ditawarkan kepada keluarga Rohingya untuk pindah ke Bhashan Char serta penggunaan taktik intimidasi membuat proses relokasi dipertanyakan," kata dia.

Pada gelombang pertama pemindahan etnik Rohingya ke Bahshan Char, beberapa orang Rohingya mengatakan kepada AFP bahwa mereka dipukuli dan diintimidasi untuk setuju pindah.

PBB mengaku belum terlibat dalam pemindahan tersebut.

Baca juga: Penderitaan Etnis Rohingya, Disiksa dan Dibunuh Jika Kabur dari Kamp

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com