Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bangladesh Pindahkan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil secara Besar-besaran

DHAKA, KOMPAS.com – Empat kapal milik Angkatan Laut Bangladesh pada Selasa (29/12/2020) mengangkut rombongan pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil yang berjarak tiga jam dari daratan.

Pengangkutan tersebut merupakan gelombang kedua pemindahan para pengungsi Rohingya dari daratan Bangladesh ke pulau terpencil bernama Bhashan Char.

Dilansir dari AFP, pemindahan itu disebut sebagai pemindahan pengungsi Rohingya terbesar karena mengangkur sekitar 1.800 orang.

Pada gelombang pertama, Bangladesh mengirim 1.600 pengungsi Rohingya ke Pulau Bhashan Char dengan kapal milik Angkatan Laut Bangladesh juga.

Pemerintah Bangladesh berkeras bahwa para pengungsi Rohingya tersebut secara sukarela ingin pindah ke pulau tersebut.

Namun, para aktivis hak asasi manusia (HAM) menolak klaim dari Pemerintah Bangladesh tersebut dan menyebut para pengungsi Rohingya dipindah secara paksa.

Terbaru, mereka mengungkapkan bahwa beberapa orang Rohingya yang memiliki rumah gubuk di kamp-kamp di perbatasan Myanmar telah digembok sehingga mereka tidak punya pilihan lain.

Jurnalis AFP memantau, para pengungsi Rohingya tersebut membawa tas berisi barang-barang, mainan, dan ayam saat mereka duduk di geladak kapal selama tiga jam perjalanan dari Chittagong ke Bhashan Char.

Blok perumahan di Pulau Bhashan Char juga telah disiapkan untuk para pendatang baru. Menteri Luar Negeri Bangladesh AK Abdul Momen menyebut pulau itu sebagai resor yang indah.

Jumlah pengungsi Rohingya di Bangladeh semakin bertambah sejak 2017 Myanmar dituduh melalukan pembersihan mematikan kepada etnik rohingya yang menurut PBB mungkin merupakan genosida.

Kini, Bangladesh berjuang untuk menemukan solusi jangka panjang untuk para pengungsi Rohingya.

Pejabat pemerintah Bangladesh yang mengurusi pengungsi mengatakan, ada fasilitas yang lebih baik dan keamanan yang lebih baik untuk etnik Rohingya di Bhashan Char.

"Mereka sangat ingin pergi ke Bhashan Char karena mereka telah mendengar dari kerabat mereka, mereka yang telah pergi ke Bhashan Char, bahwa itu adalah tempat yang sangat bagus," kata Momen kepada AFP.

Ketenangan pikiran

Sejumlah etnik Rohingya yang dikirim ke Bhashan Char mengatakan bahwa mereka pergi ke pulau tersebut secara sukarela.

"Kamp di Bangladesh adalah tempat yang sulit dan penuh sesak untuk tinggal dan bergerak," kata Shafi Alam kepada AFP di kapal milik Angkatan Laut Bangladesh.

Nenek Morium Khatun (55) mengatakan dia ingin menghindari kejahatan terkait narkoba di kamp-kamp yang telah menyebabkan puluhan orang terbunuh dalam beberapa tahun terakhir.

"Saya mencari ketenangan pikiran. Kamp pengungsian bukan tempat untuk itu," katanya.

Namun, kelompok HAM yang mewawancarai beberapa orang Rohingya menyatakan, mereka tidak punya pilihan lain selain pindah.

"Rumah beberapa pengungsi digembok oleh relawan yang bekerja untuk otoritas kamp Bangladesh untuk memaksa mereka menyetujui relokasi," kata seorang pekerja organisasi HAM kepada AFP, yang berbicara tanpa menyebut nama.

"Mereka diberitahu bahwa jika mereka tidak pergi, rumah mereka akan tetap digembok,” imbuhnya.

Juru kampanye Amnesty International Asia Selatan Saad Hammadi berpendapat serupa, bahwa banyak pengungsi Rohingya yang dipaksa untuk pindah ke Bhashan Char.

"Tuduhan dari dalam masyarakat tentang insentif tunai yang ditawarkan kepada keluarga Rohingya untuk pindah ke Bhashan Char serta penggunaan taktik intimidasi membuat proses relokasi dipertanyakan," kata dia.

Pada gelombang pertama pemindahan etnik Rohingya ke Bahshan Char, beberapa orang Rohingya mengatakan kepada AFP bahwa mereka dipukuli dan diintimidasi untuk setuju pindah.

PBB mengaku belum terlibat dalam pemindahan tersebut.

https://www.kompas.com/global/read/2020/12/29/180520270/bangladesh-pindahkan-pengungsi-rohingya-ke-pulau-terpencil-secara-besar

Terkini Lainnya

Mobil Berkecepatan Tinggi Tabrak Gerbang Gedung Putih, Sopir Tewas

Mobil Berkecepatan Tinggi Tabrak Gerbang Gedung Putih, Sopir Tewas

Global
Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Puluhan Ribu Warga Israel Demo Minta Sandera Segera Dipulangkan

Global
Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke