Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Untuk Pertama Kali, Australia Laporkan Kasus Varian Baru Virus Corona asal Afrika Selatan

Kompas.com - 29/12/2020, 17:03 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Daily Mail

BRISBANE, KOMPAS.com – Untuk pertama kalinya, varian baru virus corona atau jenis baru virus corona dari Afrika Selatan yang sangat menular telah sampai di Australia.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Kesehatan Queensland Yvette D'Ath sebagaimana dilansir dari Daily Mail, Selasa (29/12/2020).

D'Ath mengatakan, kasus strain baru virus corona tersebut berasal dari seorang pelancong yang menjalani karantina di sebuah hotel di Brisbane, Queensland, Australia, pada Senin (28/12/2020).

Meski varian baru virus corona tersebut sangat menular, belum ada bukti ilmiah bahwa mutasi virus corona tersebut menimbulkan gejala yang lebih buruk.

Baca juga: Makin Menyebar, Berikut 19 Negara yang Laporkan Kasus Varian Baru Virus Corona

Sebelumnya, sejumlah kasus varian baru virus corona asal Inggris juga telah dilaporkan di hotel karantina di Sydney, New South Wales, Australia.

Kepala Petugas Kesehatan Queensland Jeannette Young mengatakan, kasus varian baru virus corona di Brisbane melibatkan seorang wanita yang tiba pada 22 Desember. Dia segera ditempatkan di hotel karantina.

“Pengurutan genom menunjukkan bahwa dia memiliki varian baru virus corona yang berasal dari Afrika Selatan, yang dianggap lebih menular,” kata Young.

Wanita itu dipindahkan dari hotel karantina ke Rumah Sakit Sunshine Coast University dengan ambulans.

Baca juga: 6 Kasus Varian Baru Virus Corona Terlacak di India, Pemerintah Pantau Ketat

D'Arth mengatakan kendati varian baru virus corona asal Afrika Selatan muncul, hal itu tidak menimbulkan bahaya bagi publik.

Dia menambahkan, kasus tersebut merupakan kasus varian baru virus corona asal Afrika Selatan di Australia.

“Kabar baiknya adalah bahwa mereka berada di hotel karantina saat mereka diuji dan mereka telah dipindahkan ke rumah sakit,” kata D'Arth.

“Dan kami sangat yakin bahwa semua tindakan yang tepat telah diambil di hotel, dan dalam pemindahan, dan tentu saja di rumah sakit sehubungan dengan kasus positif ini,” imbuh D'Arth.

Baca juga: Dikarantina karena Varian Baru Virus Corona, Ratusan Tamu Asal Inggris Kabur

Varian baru virus corona dari Afrika Selatan disebut sebagai sebagai 501.V2. Mutasi bari Covid-19 itu ditemukan oleh kelompok ilmuwan dari seluruh penjuru negeri yang tengah melacak genetika virus.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan bahwa varian baru virus corona dari Afrika Selatan lebih mudah menular dan tampaknya telah bermutasi lebih jauh daripada jenis baru virus corona dari Inggris.

Banyak negara-negara di seluruh dunia telah melarang kedatangan penumpang pesawat dari Inggris dan Afrika Selatan untuk mencegah penularan varian baru virus corona itu.

Namun, pemerintah Australia mengatakan sistem karantina di hotel dirasa sudah cukup untuk menjaga keamanan warga Australia.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Dinyatakan telah Muncul di Jerman Sejak November

Di sisi lain, total kasus Covid-18 Afrika Selatan pandemi merebak pada Maret melampaui 1 juta kasus pada Minggu, (27/12/2020).

Sementara itu, Inggris mencatat 49.000 kasus baru Covid-18 pada Senin karena virus corona terus menyebar dengan cepat.

Selama konferensi pers pada Selasa, Young juga mengatakan bahwa penutupan perbatasan dari Queensland ke Greater Sydney akan ditinjau ulang pada 8 Januari.

Baca juga: Cegah Penyebaran Varian Baru Virus Corona, Jepang Larang Orang Asing Masuk

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com