Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang Pilpres AS, Beredar Teror Email Berisi Paksaan Memilih Trump

Kompas.com - 22/10/2020, 17:48 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TALLAHASSEE, KOMPAS.com - Otoritas Florida sedang memeriksa surat elektronik (surel) yang dikirim ke anggota Partai Demokrat dan memaksa mereka memilih Donald Trump di pemilihan presiden (pilpres) 3 November.

Surel bertuliskan "pilih Trump atau kami akan mengejarmu" diduga berasal dari grup Proud Boys. Semua surel itu berisi teks yang sama dan dikirim sesuai alamat pemilih yang terdaftar di Demokrat.

"Kami punya semua informasi Anda. Anda saat ini terdaftar sebagai Demokrat dan kami tahu ini karena kami telah mendapat akses ke semua infrastruktur pemungutan suara," bunyi tulisan surel itu yang dikutip AFP, Kamis (22/10/2020).

Baca juga: Pejabat AS Sebut Iran dan Rusia Campur Tangan Pilpres AS 2020

"Anda akan memilih Trump pada Hari Pemilihan atau kami akan mengejarmu. Ubah afiliasi partai Anda menjadi Republik untuk memberitahu kami bahwa Anda menerima pesan kami dan akan mematuhinya. Kami akan tahu capres mana yang Anda pilih."

"Saya akan menyikapi ini dengan serius jika saya menjadi diri Anda. Semoga sukses," pungkas pesan itu dengan membubuhi alamat pemilih.

Informasi publik dalam catatan pemungutan suara di negara bagian AS mencakup nama seseorang, alamat, dan afiliasi partai.

Baca juga: Biden Perkasa di Survei, Bagaimana Peluang Trump 2 Minggu Jelang Pilpres AS?

Kantor sheriff Alachia County di Florida menulis di Facebook, mereka "tahu email yang beredar itu, yang konon berasal dari Proud Boys."

Pesan itu "tampaknya scam dan kami akan memulai penyelidikan ke sumber email" bersama dengan bantuan dari agen FBI dan ofisial pilpres negara bagian.

Miami Herald melaporkan, para mahasiswa Florida University juga mendapat surel ini dan semuanya berasal dari alamat info@officialproudboys.com.

Baca juga: Pilpres AS 2020, Ini 9 Negara Bagian yang Bakal Jadi Kunci Kemenangan

The Proud Boys adalah grup nasionalis kulit putih yang dikenal karena kebencian terhadap wanita dan Islamofobia, menurut Southern Poverty Law Center (SPLC) yang memantau kelompok-kelompok pembenci secara nasional.

Proud Boys mendapat sorotan besar saat Trump enggan mengecam mereka dalam debat pertamanya dengan Joe Biden pada 29 September.

Sebaliknya, dia meminta mereka untuk "mundur dan waspada".

Baca juga: Biden Unggul Jauh dari Trump di Polling, Jaminan Menang Pilpres AS?

Enrique Tarrio pimpinan Proud Boys dan Latinos for Trump di Florida mengatakan kepada The Washington Post pada Rabu (21/10/2020), bahwa kelompoknya tidak ada hubungannya dengan surel tersebut.

Seorang juru bicara Partai Republik sebelumnya mengatakan kepada AFP, bahwa Latinos for Trump yang dipimpin Tarrio tidak berafiliasi dengan partai itu, dan menyangkal semua hubungan dengan Proud Boys.

Surel serupa juga diterima di negara-negara bagian seperti Pennsylvania dan Arizona. Layaknya di Florida, Trump dan Biden juga bersaing ketat di dua negara bagian itu.

Baca juga: Jika Kalah Pilpres, Trump: Mungkin Saya Harus Meninggalkan Negara Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com