Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Thailand Ultimatum PM Prayut Chan-o-cha untuk Mengundurkan Diri dalam 3 Hari Ini

Kompas.com - 22/10/2020, 15:45 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

BANGKOK, KOMPAS.com - Pengunjuk rasa Thailand memberikan ultimatum 3 hari kepada Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha untuk mengundurkan diri dan memenuhi tuntutan utama mereka, yaitu reformasi monarki.

Ribuan pengunjuk rasa pada Rabu (21/10/2020) malam menerobos barikade polisi dan kawat berduri untuk demo di depan kantor resmi Prayut.

Mereka berkumpul di dekat gedung, yang dikenal sebagai Gedung Pemerintah, tak lama setelah perdana menteri mengatakan pemerintahnya siap untuk mencabut aturan darurat yang melarang pertemuan besar di ibu kota, jika protes tetap damai.

"Kami mengajukan surat pengunduran diri Prayut, yang merupakan salah satu dari tiga tuntutan kami," kata Pemuda Bebas, salah satu organisasi protes utama, dalam sebuah posting Facebook pada Rabu malam.

"Jika pemerintah tidak memberikan jawaban dalam 3 hari, rakyat akan kembali dengan tuntutan lebih tinggi dari sebelumnya," lanjutnya seperti yang dilansir dari The Strait Times pada Kamis (22/10/2020).

Baca juga: Gagal Redakan Demo, PM Thailand Cabut Dekrit Darurat

Prayut telah berjuang untuk membendung demonstrasi jalanan yang memuncak, yang telah menggunakan demonstrasi pop up ala Hong Kong untuk menghindari polisi dan menentang keputusan darurat yang dikeluarkan pekan lalu.

Pemerintah tidak menunjukkan tanda-tanda untuk memenuhi ultimatum pengunjuk rasa, yang akan melengserkan elit royalis yang telah mempertahankan kekuasaan di sebagian besar sejarah Thailand.

Namun, nampak pemerintah Thailand juga berusaha untuk menghindari pertumpahan darah yang dapat mengguncang ekonomi lebih lanjut.

"Saya akan mengambil langkah pertama untuk meredakan situasi ini," kata Prayut dalam pidatonya di depan negara pada Rabu.

"Saya saat ini bersiap untuk mencabut keadaan darurat yang parah di Bangkok dan akan melakukannya segera, jika tidak ada insiden kekerasan," ujarnya.

Protes tersebut didorong oleh pertumbuhan lamban ekonomi dalam negeri selama bertahun-tahun, yang sekarang diperburuk oleh pandemi virus corona.

Baca juga: PM Thailand Berencana Segera Cabut Dekrit Darurat di Tengah Meluasnya Kericuhan

Pandemi itu telah menempatkan ekonomi Thailand pada kinerja terburuknya dengan menggagalkan 2 pendorong ekonomi utama, yaitu pariwisata dan perdagangan.

Indeks SET acuan saham juga telah kehilangan 23 persen tahun ini.

Pasar keuangan Thailand akan mengambil pendekatan menunggu dan melihat protes dan tanggapan pemerintah, kata Dr Tim Leelahaphan, ekonom di Standard Chartered Bank Pcl di Bangkok.

"Masih harus dilihat apakah keadaan darurat akan mengganggu rencana pemerintah untuk secara bertahap membuka kembali pariwisata bagi pengunjung asing mulai bulan ini," kata Leelahaphan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com