Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Thailand Berencana Segera Cabut Dekrit Darurat di Tengah Meluasnya Kericuhan

Kompas.com - 22/10/2020, 09:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

BANGKOK, KOMPAS.com - Perdana menteri Thailand mengumumkan pada Rabu bahwa ia mungkin akan mencabut keputusan darurat yang melarang pertemuan lebih dari 4 orang.

Pengumuman itu disampaikan setelah seharian berlangsung aksi anti-pemerintah di seluruh negeri. 

Ribuan aktivis demokrasi marah berbaris di Government House, menentang keputusan darurat yang diberlakukan pada pekan lalu untuk menahan gerakan protes yang sedang berkembang, menuntut pengunduran diri perdana menteri dan reformasi monarki.

Namun, usaha larangan itu pada praktiknya gagal.

Ketika massa semakin ricuh menyuarakan misinya, Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha berbicara kepada bangsa itu, mengatakan dia akan membuat "langkah pertama untuk meredakan" situasi.

"Saya saat ini bersiap untuk mencabut keadaan darurat parah di Bangkok dan akan melakukannya segera, jika tidak ada insiden kekerasan," katanya, tanpa menyebutkan jangka waktu apa pun, sebagaimana yang dilansir dari AFP pada Rabu (21/10/2020).

Baca juga: Terus Beritakan Aksi Anti-Pemerintah, Pemerintah Thailand Tutup Kantor Berita Ini

"Kita sekarang harus mundur dari masalah yang dapat dengan mudah menjerumuskan kepada kekacauan," tambahnya, menyerukan pengunjuk rasa untuk menyelesaikan perbedaan pendapat mereka melalui parlemen.

Aktivis demokrasi berkumpul di Monumen Kemenangan Bangkok, sementara aksi unjuk rasa ribuan royalis di provinsi selatan Narathiwat dan lebih banyak lagi di ibu kota.

Jurnalis AFP di Bangkok mengatakan beberapa pertengkaran kecil terjadi antara faksi-faksi yang bersaing sebelum sekitar 7.000 aktivis pro-demokrasi berangkat menuju parlemen.

Barisan sekitar 150 polisi anti huru hara dan kawat berduri menghentikan kerumunan sekitar 2 kilometer dari sasaran mereka, meskipun pengunjuk rasa segera berhasil menerobos masuk.

Saat mereka terus bernyanyi, satu kelompok bahkan mengangkat "surat pengunduran diri" raksasa untuk perdana menteri dari atas bus yang diparkir hanya beberapa ratus meter dari gerbang gedung.

"Prayut mengatakan kita harus mundur satu langkah bersama. Kami akan mundur ketika Prayut mengundurkan diri dan berhenti mengambil tindakan hukum terhadap teman-teman kami," teriak seorang pengunjuk rasa yang membacakan sebuah pernyataan di tengah kerumunan.

Baca juga: Semakin Ditekan Demonstran, PM Thailand Panggil Kembali Parlemen

"Jika pemerintahan Prayut tidak mundur dalam 3 hari, kalian akan melihat kita lagi," kata seorang aktivis lainnya dengan teriakan, "Prayut, keluar!" dan "Reformasi monarki!" sebelum mereka semua bubar.

Para pengunjuk rasa demokrasi berkumpul setiap hari di ibu kota sejak pekan lalu, untuk mencemooh  tersebut sebagai seruan mereka kepada Prayut yang semakin intensif.

Mantan panglima militer itu mendalangi kudeta 2014 dan para pengunjuk rasa mengatakan konstitusi yang dirancang militer mencurangi pemungutan suara tahun lalu untuk mendukungnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com