"Sementara situasi politik sejauh ini terkendali, protes yang berlarut-larut bukan pertanda baik bagi pemulihan ekonomi Thailand," imbuhnya.
Demonstrasi tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti, dan bahkan mulai menyebar ke bagian lain Thailand.
Baca juga: Terus Beritakan Aksi Anti-Pemerintah, Pemerintah Thailand Tutup Kantor Berita Ini
Masyarakat Thailand juga telah keluar dari anggapan tabu tentang mengkritik keluarga kerajaan secara terbuka, dengan menuntut agar raja tidak lagi mendukung kudeta.
Mereka menuntut transparansi tentang bagaimana dana negara dihabiskan, dan menyingkirkan undang-undang yang menghambat diskusi tentang keluarga kerajaan.
Unjuk rasa serentak oleh kelompok pro-royalis untuk mendukung Raja Maha Vajiralongkorn juga menimbulkan kekhawatiran bentrokan antara kelompok yang bersaing.
Gerakan protes pada masa lalu di Thailand telah berakhir dengan bentrokan berdarah yang keras. Bentrokan terakbhir sebelum tahun ini adalah pada 2010.
Prayut, mantan panglima militer yang melancarkan kudeta pada 2014, mendesak para pengunjuk rasa untuk mempercayai proses parlemen untuk mengatasi keluhan mereka.
Ia menyampaikan itu selama sesi khusus yang direncanakan pekan depan dan mengatakan pemerintah, serta para aktivis harus "masing-masing mundur" dan "mencari tahu solusi untuk masalah".
Baca juga: Semakin Ditekan Demonstran, PM Thailand Panggil Kembali Parlemen
Raja mendukung sesi yang akan diadakan mulai 26 Oktober, menurut pemberitahuan Royal Gazette pada Rabu.
Para pengunjuk rasa yang dipimpin pemuda juga menyerukan pengunduran diri pemerintahan Prayut dan penulisan ulang konstitusi, yang dirancang oleh panel yang ditunjuk militer setelah kudeta 2014.
Para aktivis mengatakan piagam itu penting dalam membantu Prayut mempertahankan kekuasaan setelah pemilu 2019.
Prayut mengatakan sudah waktunya untuk memutus siklus para pemimpin pemerintah yang harus menghadapi gerombolan kelompok yang berlawanan untuk mencegah negara menjadi tidak dapat diatur dan turun ke dalam kekacauan.
"Satu-satunya cara pasti untuk mencapai resolusi yang berkelanjutan dan bertahan lama untuk masalah-masalah tersebut adalah dengan berbicara satu sama lain, menghormati proses hukum yang berlaku, dan kemudian membiarkan keinginan rakyat diselesaikan di parlemen," kata Prayut.
"Hanya itu caranya," pungkasnya.
Baca juga: Demo Thailand Mirip Demo Hong Kong, Ini 5 Kesamaannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.