WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden tersandung skandal yang cukup pelik jelang Pilpres AS pada 3 November.
Skandal itu adalah putranya, Hunter Biden, yang mengenalkan pejabat eksekutif perusahaan energi Ukraina Burisma kepada dia.
Perkenalan itu terjadi kurang dari setahun sebelum Biden senior memaksa pemerintah Ukraina untuk memecat jaksa yang menangani perusahaan itu.
Baca juga: 3 Minggu Jelang Pilpres AS Biden Perlebar Keunggulan atas Trump Jadi 2 Digit
Pertemuan itu terungkap melalui email yang dikirimkan oleh Vadym Pozharskyi, penasihat Burisma, pada 17 April 2015 silam, setahun setelah Hunter bergabung.
"Dear Hunter, terima kasih sudah mengundang saya ke DC dan memperkenalkan saya kepada ayahmu dan menghabiskan waktu bersama. Adalah kehormatan bagi saya melakukannya," bunyi email itu.
Sementara surel pada Mei 2014, diduga juga dari Pozharskyi, meminta nasihat kepada Hunter Biden soal "menggunakan pengaruhnya" untuk perusahaan.
Skandal putra kedua Joe Biden itu terungkap setelah sebuah laptop mengalami kerusakan, dengan data-datanya kemudian diamankan.
Berdasarkan pemilik toko, komputer itu dibawa ke bagian perbaikan pada April 2019 di kampung halaman sang mantan wakil presiden, Delaware.
Selain email, material lain yang diamankan adalah video berdurasi 12 menit yang menunjukkan Hunter mengisap ganja saat berhubungan seks.
Baca juga: Trump atau Biden? Para Dukun Ini Ramal Presiden AS Selanjutnya
Si pemilik toko, yang mengaku mencoba menghubungi empunya laptop, mengungkapkan mereka tak pernah dibayar atas biaya perbaikan MacBook Pro yang terkena air itu.
Jangankan membayar. Dilansir New York Post Rabu (14/10/2020), si empunya laptop juga tidak mengambil barangnya maupun memindahkan isi datanya.
Si pemilik toko menerangkan, dia tidak bisa mengidentifikasi pelanggan yang menyerahkan komputer itu apakah Hunter Biden.
Hanya saja, di komputer itu ada stiker Yayasan Beau Biden. Mendiang Jaksa Agung Delaware yang merupakan putra tertua Biden senior.
The Post kemudian melaporkan bahwa baik komputer itu maupun isinya disita oleh Badan Penyidik Federal (FBI) di Desember 2019.
Baca juga: Jika Terpilih Jadi Presiden, Joe Biden Akan Berjumpa dengan Kim Jong Un
Tetapi sebelum menyerahkan gawai itu, si pemilik dilaporkan sempat menggandakan isinya dan menyerahkan ke Roberto Costolleo, pengacara Rudy Giuliani.
Steve Bannon, mantan penasihat Presiden Donald Trump, sempat menceritakan mengenai kebenaran barang tersebut pada Sepember, dengan Giuliani menunjukkannya Minggu (11/10/2020).
Kurang dari delapan bulan setelah Pozharskyi berterima kasih, Joe Biden diduga menekan Presiden Ukraina Pietro Poroshenko dan Perdana Menteri Arseniy Yatsenyuk.
Dalam kunjungannya ke Kiev pada Desember 2015, Joe Biden mengancam Yatsenyuk dan Poroshenko untuk memecat Jaksa Agung Viktor Shokin.
Kepada Dewan Hubungan Luar Negeri pada 2018, mantan Senator Delaware tersebut mengancam bakal membekukan pinjaman 1 miliar dollar AS (Rp 14,7 triliun).
Baca juga: Aktivis Lingkungan Greta Thunberg Minta Publik AS Pilih Joe Biden
"Saya melihat mereka dan berkata, 'Saya akan pergi dalam enam jam. Jika jaksa itu tak dipecat, uangnya takkan diberikan. Yah, dia akhirnya dipecat'," kata dia.
Shokin mengungkapkan pada momen dia dipecat, dia sudah membuat "rencana spesifik" untuk melakukan investigasi terhadap Burisma.
Saat itu, dia berencana menggunakan interogasi dan "perangkat investigasi kriminal" ke para pejabat eksekutif, termasuk Hunter.
Joe Biden sendiri bersikukuh dia meminta Shokin dipecat karena berkaitan dengan tuduhan korupsi, yang sudah dibagikan oleh Uni Eropa.
Putra Joe Biden itu disebut bergabung dengan Burisma pada April 2014, dengan tanggung jawab pada "unit legal dan penyediaan dukungan di organisasi internasional".
Baca juga: Debat Kedua Capres AS Trump dan Joe Biden Dibatalkan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.