Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lockdown 2 Pekan, Raja Malaysia Batalkan Audiensi dengan Koalisi Anwar Ibrahim

Kompas.com - 15/10/2020, 13:47 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Kerajaan Malaysia telah menunda audiensi raja dengan sekutu pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, kata para pemimpin oposisi senior pada Rabu (14/10/2020), di tengah pergolakan baru untuk jabatan perdana menteri negara.

Pada Selasa, Anwar bertemu dengan Raja Al-Sultan Abdullah untuk membuktikan bahwa dia memiliki mayoritas parlemen yang "meyakinkan" untuk membentuk pemerintahan baru.

Hal itu memicu pertengkaran politik baru hanya beberapa bulan setelah Muhyiddin Yassin naik ke jabatan menjadi Perdana Menteri.

Baca juga: Anwar Ibrahim Hendak Gulingkan Dirinya, Begini kata PM Malaysia

Dalam sebuah pernyataan, seperti yang dilansir dari Channel News Asia pada Rabu (14/10/2020), para pemimpin oposisi Partai Aksi Demokratik (DAP) dan Amanah mengatakan mereka awalnya dipanggil untuk audiensi terpisah dengan raja.

"Namun, tadi malam sekretaris pribadi senior Yang Mulia memberi tahu kami, bahwa kedua sesi dengan Yang Mulia telah ditunda," bunyi pernyataan yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal DAP Lim Guan Eng dan Presiden Amanah Mohamad Sabu.

Seorang pejabat senior istana mengatakan semua agenda pertemuan raja telah ditunda, karena adanya lockdown parsial selama 2 pekan di ibu kota Kuala Lumpur dan negara bagian Selangor, yang mulai berlaku pada Rabu.

Baca juga: Di Depan Raja Malaysia, Anwar Ibrahim Tak Paparkan Daftar Mayoritas Seperti Klaimnya

Pengawas keuangan istana, Ahmad Fadil Shamsuddin menambahkan bahwa jadwal penggantinya akan diputuskan setelah pembatasan dicabut.

Pada konferensi pers pada Selasa (13/10/2020), Anwar mengatakan dia telah menyerahkan dokumen kepada raja untuk membuktikan bahwa dia mendapat dukungan dari lebih dari 120 anggota parlemen di 222 kursi parlemen.

Baca juga: Satu Jam Bertemu Raja Malaysia, Anwar Ibrahim Akhirnya Keluar

Namun, istana kemudian mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Anwar telah mengajukan sejumlah anggota parlemen yang dia katakan mendukungnya, tetapi bukan identitas pendukungnya.

Raja memainkan peran yang sebagian besar bersifat seremonial, tetapi dia dapat menunjuk seorang perdana menteri yang menurutnya kemungkinan akan memimpin mayoritas.

Pemerintah baru biasanya dipilih di Malaysia, tetapi raja memainkan peran dalam kasus tertentu.

Baca juga: Klaim Kantongi Suara Mayoritas, Anwar Ibrahim Dipanggil Polisi Malaysia

Awal tahun ini, di puncak perselisihan politik yang menyebabkan jatuhnya pemerintahan Mahathir Mohamad, raja menunjuk Muhyiddin sebagai perdana menteri setelah bertemu dengan setiap anggota parlemen untuk mengetahui siapa yang mereka dukung.

Kritikus mengatakan Muhyiddin, yang bertahan dengan mayoritas 2 kursi di parlemen, telah mencuri kekuasaan dengan menggeser aliansi, alih-alih mendapatkannya di kotak suara.

Baca juga: Serahkan Dukungan Mayoritas ke Raja Malaysia, Anwar Ibrahim Minta PM Muhyiddin Mundur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com