Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thailand Umumkan Dekrit Darurat: Demonstran Ditangkap, Pertemuan 5 Orang Lebih Dilarang

Kompas.com - 15/10/2020, 11:13 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

BANGKOK, KOMPAS.com - Thailand mengeluarkan dekrit darurat yang melarang pertemuan besar setelah protes terjadi di ibu kota Bangkok, Rabu kemarin (14/10/2020).

Melansir The Guardian, Kamis, (15/10/2020) selain melarang pertemuan 5 orang atau lebih, pemerintah Thailand juga menangkap pemimpin protes dan melarang publikasi berita yang dianggap bisa membahayakan keamanan nasional.

Keputusan darurat itu diambil untuk mengakhiri protes di jalan-jalan ibu kota Bangkok.

Baca juga: Demonstran dan Loyalis Kerajaan Thailand Saling Unjuk Gigi di Jalanan

"Dua pemimpin protes anti-pemerintah, Arnon Nampa dan Panupong Jadnok, Kamis pagi ini ditangkap," kata kelompok Pengacara Hak Asasi Manusia Thailand. Sampai sekarang belum ada respons dari kepolisian terkait penangkapan tersebut.

"Pihak berwenang menangkap Arnon dan Panupong pada jam 5 pagi," kata kelompok hak asasi itu, menambahkan bahwa Arnon ditangkap atas orasi yang dia berikan di kota utara Chiang Mai.

Alasan penangkapan Panupong tidak jelas. Pemimpin mahasiswa Panusaya Sithijirawattanakul juga tampak dibawa pergi oleh aparat dengan kursi roda saat dia memberi hormat tiga jari kepada para juru kampanye pro-demokrasi.

Baca juga: Demonstran Serukan Protes Besar Terbaru, Pemerintah Thailand Tak Khawatir

Protes demonstrasi di Thailand meningkat selama 3 bulan terakhir dengan para demonstran mendirikan kemah di luar kantor Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha dan menuntut pengunduran diri pejabat tersebut.

Pemerintah Thailand juga bertindak usai demonstran berusaha menghalang-halangi iringan mobil kerajaan.

“Sangatlah penting untuk menerapkan tindakan mendesak demi mengakhiri situasi ini secara efektif dan segera menjaga perdamaian dan ketertiban,” ungkap televisi pemerintah.

Peraturan itu disertai dengan dokumen yang menetapkan langkah-langkah yang berlaku mulai pukul 4 pagi waktu setempat dan melarang pertemuan besar.

Baca juga: Menteri Jerman Larang Raja Thailand Memerintah dari Negara Mereka

Peraturan itu juga memungkinkan pihak berwenang untuk melarang warganya memasuki area mana pun yang mereka tandai.

Gerakan protes bertujuan untuk menyingkirkan PM Prayuth, yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta tahun 2014.

Demonstran di Thailand juga menginginkan konstitusi baru dan menyerukan pengurangan kekuasaan Raja Maha Vajiralongkorn, melanggar sebuah tabu dalam mengkritik monarki.

Para pendemo meneriaki iring-iringan mobil raja di Bangkok pada hari Selasa lalu setelah 21 orang demonstran ditangkap.

Pada hari Rabu, beberapa pendemo memperlambat konvoi yang membawa Ratu Suthida, memberi hormat tiga jari dan meneriakkan "keluar" pada polisi yang melindungi kendaraan kerajaan tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com