Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ahmad Syaifuddin Zuhri
Direktur Sino-Nusantara Institute

Direktur Sino-Nusantara Institute, Mahasiswa PhD Hubungan Internasional, Central China Normal University (CCNU) Wuhan, China.

Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Kompas.com - 08/05/2024, 15:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HAMPIR sudah dua pekan gerakan mahasiswa antigenosida dan pro-Palestina di Amerika Serikat berlangsung, tak kurang setidaknya ada 100 kampus di negeri tersebut dan ribuan mahasiswa mulai dari kampus bergengsi Ivy League seperti University of California Los Angeles (UCLA), MIT, Georgetown University, Harvard University, Yale University, dan lainnya.

Aksi itu merembet ke kampus-kampus di negara-negara Barat lainnya, seperti di Kanada, Australia, dan Eropa.

Polisi telah menangkap lebih dari 2.100 orang selama protes pro-Palestina di kampus-kampus di seluruh Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir.

Polisi kadang-kadang menggunakan peralatan antihuru hara, kendaraan taktis dan perangkat flash-bang untuk membersihkan tenda perkemahan dan bangunan yang diduduki.

Demonstrasi itu dimulai di Colombia University pada 17 April. Para mahasiswa menyerukan diakhirinya perang Israel-Hamas, yang telah menewaskan lebih dari 34.000 warga Palestina di Jalur Gaza, menurut Kementerian Kesehatan di sana.

Dalam aksinya, mahasiswa mendirikan tenda-tenda di dalam kampus sebagai simbol perlawanan terhadap kebijakan pemerintah AS, Israel dan kebijakan kampus yang dianggap proterhadap Israel.

Gerakan mahasiswa dan akademisi itu dilakukan lintas agama, lintas ras dan para pegiat kemanusiaan lainnya. Bentuk solidaritas terhadap Gaza dan rakyat Palestina.

Beberapa aksi unjuk rasa menampilkan slogan "from the river to the sea" atau berarti dari sungai ke laut dalam bahasa Indonesia.

Frasa tersebut merujuk pada aspirasi untuk Tanah Air Palestina yang mencakup keseluruhan Tanah Suci - yang meliputi wilayah yang sekarang menjadi Israel, Tepi Barat dan Gaza - membentang dari Sungai Jordan ke Laut Mediterania.

Gelombang gerakan protes pro-Palestina sebenarnya telah dilakukan oleh banyak kelompok masyarakat sipil di Amerika Serikat sebelumnya, yang merespons tindakan kesewenangan Israel di Gaza.

Namun, gerakan masyarakat sipil tersebut terjadi di luar kampus. Seperti aksi di jalanan dengan pawai besar-besaran mendukung kemerdekaan Palestina.

Sementara saat ini, masyarakat kampus selain sudah sangat jengah melihat perilaku antikemanusiaan oleh Israel yang melakukan genosida di Gaza, juga menuntut pemerintah AS menghentikan bantuan persenjataan dan politik ke Israel.

Selain itu, menuntut pihak kampus melakukan divestasi terkait banyak aset yang dilakukan oleh Israel di kampus-kampus AS. Mereka juga menuntut pemutusan kerja sama kampus dengan perusahaan terafiliasi Israel.

Gelombang besar aksi masyarakat kampus Pro-Palestina di AS itu merembet secara global ke negara-negara tetangga di Barat seperti di Kanada, Meksiko, Eropa, hingga ke Australia.

Seperti mahasiswa dari McGill University dan Montreal University Kanada dan kampus lainnya mendirikan puluhan tenda di kampus untuk mengecam perang Israel di Jalur Gaza, dan menuntut agar universitas mereka melakukan divestasi dari perusahaan mana pun yang terlibat dalam pelanggaran Israel.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com