Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ahmad Syaifuddin Zuhri
Direktur Sino-Nusantara Institute

Direktur Sino-Nusantara Institute, Mahasiswa PhD Hubungan Internasional, Central China Normal University (CCNU) Wuhan, China.

Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Kompas.com - 08/05/2024, 15:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Joe Biden pada Kamis (2/5/2024), mengatakan bahwa kebebasan berekspresi harus berjalan. Di waktu yang hampir bersamaan, polisi federal banyak menangkapi mahasiswa atas tuduhan menduduki kampus-kampus.

Tindakan polisi menghadapi aksi di kampus yang menjadi pusat demokrasi mahasiswa 'Negeri Paman Sam' itu menuai kecaman banyak pihak, tidak terkecuali badan hak asasi manusia (HAM) PBB.

Pengerahan polisi yang kerap represif dalam menghentikan demonstrasi pro-Palestina mengancam kebebasan berekspresi. Paradoks demokrasi yang dipertontonkan oleh AS.

Mahasiswa yang pro-Palestina ditangkap atau menolak membubarkan diri dalam aksi ini diancam dengan skorsing masa pendidikan hingga ancaman dikeluarkan dengan tidak hormat atau drop out.

Tak heran, sikap standar ganda AS yang selama ini sering mendikte dengan atas nama kebebasan bersuara, demokrasi, HAM, hanya berlaku bagi kelompok atau negara yang dianggap tidak sesuai kepentingan AS.

Salah satunya seperti melalui National Endowment for Democracy (NED) memberi bantuan besar terhadap propaganda melalui media massa dan melalui organisasi internasional yang sering mengatasnamakan HAM, seperti ke organisasi World Uighur Congress (WUC) dan Center for Uighur Studies (CUS) yang mengkampanyekan seolah ada pelanggaran HAM di Xinjiang oleh Tiongkok ke negara-negara mayoritas Muslim seperti di Indonesia dan Malaysia.

Namun dalam perilaku yang nyata genosida oleh Israel di Palestina, AS dan Barat malahan mendukung besar-besaran lewat jalur politik, militer hingga ekonomi.

Kita berharap gelombang resonansi gerakan mahasiswa di AS yang menyuarakan pro-Palestina menjalar menjadi gerakan global yang tak hanya di kampus-kampus, tapi juga aksi nyata lainnya dari masyarakat sipil dunia. Sehingga segera tercapai perdamaian di Palestina. Semoga!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Konflik Bersenjata di Dunia pada 2023 Terbanyak sejak Perang Dunia II

Konflik Bersenjata di Dunia pada 2023 Terbanyak sejak Perang Dunia II

Global
Hewan Misterius Muncul Saat Pelantikan Pejabat India, Berkaki 4, Hanya Tampak Samar

Hewan Misterius Muncul Saat Pelantikan Pejabat India, Berkaki 4, Hanya Tampak Samar

Global
Sosok 6 Calon Presiden Iran untuk Menggantikan Raisi

Sosok 6 Calon Presiden Iran untuk Menggantikan Raisi

Internasional
Saldo Tiba-tiba Tambah Rp 103 Juta, Perempuan Ini Jujur Cari Orang yang Salah Transfer

Saldo Tiba-tiba Tambah Rp 103 Juta, Perempuan Ini Jujur Cari Orang yang Salah Transfer

Global
Pesawat Wakil Presiden Malawi Ditemukan, Presiden: Tak Ada Penumpang yang Selamat

Pesawat Wakil Presiden Malawi Ditemukan, Presiden: Tak Ada Penumpang yang Selamat

Global
Nenek 97 Tahun Ini Akhirnya Lulus SMA Setelah 80 Tahun Berhenti Sekolah

Nenek 97 Tahun Ini Akhirnya Lulus SMA Setelah 80 Tahun Berhenti Sekolah

Global
Pembunuh dan Pemerkosa Saat Genosida Rwanda Dipenjara 25 Tahun di Belgia

Pembunuh dan Pemerkosa Saat Genosida Rwanda Dipenjara 25 Tahun di Belgia

Global
Iseng Beli Lotre Saat Mampir Minum di Toserba, Wanita Ini Menangi Rp 16 Miliar

Iseng Beli Lotre Saat Mampir Minum di Toserba, Wanita Ini Menangi Rp 16 Miliar

Global
UU Siber Nigeria Dijadikan Alat untuk Bungkam Suara Kritis

UU Siber Nigeria Dijadikan Alat untuk Bungkam Suara Kritis

Internasional
Wali Kota Paris Kecam Macron karena Gelar Pemilu Sebelum Olimpiade

Wali Kota Paris Kecam Macron karena Gelar Pemilu Sebelum Olimpiade

Global
Di Pristina Kosovo, Warga Dibayar Rp 900.000 Per Bulan jika Mau Adopsi Anjing, Tuai Pro-Kontra

Di Pristina Kosovo, Warga Dibayar Rp 900.000 Per Bulan jika Mau Adopsi Anjing, Tuai Pro-Kontra

Global
Jet Tempur Su-34 Rusia Jatuh Saat Latihan, 2 Orang Tewas

Jet Tempur Su-34 Rusia Jatuh Saat Latihan, 2 Orang Tewas

Global
Peneliti: Air Beku Terdeteksi di Gunung Tertinggi Planet Mars

Peneliti: Air Beku Terdeteksi di Gunung Tertinggi Planet Mars

Global
Penelitian Terbaru, Gajah Ternyata Sebut Nama Saat Panggil Sesamanya

Penelitian Terbaru, Gajah Ternyata Sebut Nama Saat Panggil Sesamanya

Global
Nasib Pilu PRT Indonesia di Malaysia, Dikunci di Balkon Setiap Habis Kerja dan Tak Digaji...

Nasib Pilu PRT Indonesia di Malaysia, Dikunci di Balkon Setiap Habis Kerja dan Tak Digaji...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com