Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ahmad Syaifuddin Zuhri
Direktur Sino-Nusantara Institute

Direktur Sino-Nusantara Institute, Mahasiswa PhD Hubungan Internasional, Central China Normal University (CCNU) Wuhan, China.

Gerakan Tenda Mahasiswa Pro-Palestina dan Paradoks Demokrasi AS

Kompas.com - 08/05/2024, 15:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Aksi serupa juga dilakukan di Melbourne University Australia dan Science Po University Perancis sejak akhir April lalu.

Solidaritas mahasiswa global pro-Palestina ini menjadi gerakan baru di luar gerakan jalanan yang menuntut penghentian Perang Israel-Palestina yang selama ini banyak dilakukan.

Standar ganda dan paradoks demokrasi AS

Demonstrasi tersebut merupakan gelombang protes mahasiswa terbesar dan berkepanjangan yang mengguncang kampus-kampus AS sejak protes Perang Vietnam pada 1960-an dan 70-an.

Protes mahasiswa telah “mengungkapkan banyak kontradiksi dalam wacana politik di AS dan juga di Kanada”, kata Barry Eidlin, seorang profesor sosiologi di McGill University Kanada.

Jajak pendapat Pew Research Center baru-baru ini menemukan bahwa 33 persen warga Amerika berusia antara 18 dan 29 tahun mengatakan mereka lebih bersimpati pada warga Palestina dibandingkan warga Israel – jauh lebih bersimpati terhadap generasi yang lebih tua.

Hanya 16 persen warga Amerika yang berusia di bawah 30 tahun mengatakan mereka mendukung pemerintah AS memberikan lebih banyak bantuan militer kepada Israel dalam perang Gaza.

Selama ini, Amerika Serikat dan Barat selalu menggaungkan nilai-nilai demokrasi, kebebasan berpendapat di depan publik, dan penegakan HAM di seluruh dunia.

Namun dalam kasus kekerasan yang dilakukan Israel di Gaza yang telah membunuh lebih dari 34.000 nyawa manusia, AS tidak pernah bersuara, bahkan malah mendukung dengan bantuan militer dan politik.

Bulan April lalu, AS bahkan mengeluarkan kebijakan bantuan untuk perang di Israel, Ukraina dan Taiwan sebanyak Rp 1400 triliun.

Pemerintah AS dan negara-negara Barat lainnya yang mengatakan bahwa mereka mempromosikan hak asasi manusia, tetapi memberikan dukungan yang teguh kepada Israel.

Universitas-universitas yang mengatakan bahwa mereka mendukung kebebasan berekspresi, tetapi mengirimkan polisi untuk membubarkan protes damai.

Aparat keamanan banyak melakukan penangkapan disertai kekerasan masuk kampus menangkap lebih dari 2.000 mahasiswa.

Di sisi lain, mengamati protes kampus, DPR AS mengesahkan RUU yang mendefinisikan kritik terhadap Israel sebagai antisemitisme.

DPR AS akan mengesahkan perubahan Undang-Undang Hak Sipil 1964 yang memperluas definisi antisemitisme dalam aturan tersebut. Dengan mencakup ”segala narasi ataupun tindakan yang mengkritik Israel sebagai negara Yahudi”.

Kebijakan itu akan menangkap siapapun yang menyuarakan Anti-Israel dianggap kritik ilegal.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Beruang Liar di California Terobos Rumah demi Curi Sebungkus Oreo

Beruang Liar di California Terobos Rumah demi Curi Sebungkus Oreo

Global
Militer China Siap Hentikan Kemerdekaan Taiwan Secara Paksa

Militer China Siap Hentikan Kemerdekaan Taiwan Secara Paksa

Global
Keluarga Tawanan Israel Minta Netanyahu Terima Rencana Biden

Keluarga Tawanan Israel Minta Netanyahu Terima Rencana Biden

Global
Stormy Daniels Komentari Vonis Trump: Dia Harus Dipenjara

Stormy Daniels Komentari Vonis Trump: Dia Harus Dipenjara

Global
Jago Mengetik Cepat Pakai Hidung, Pria Ini Pecahkan Rekor Dunia

Jago Mengetik Cepat Pakai Hidung, Pria Ini Pecahkan Rekor Dunia

Global
Para Penyintas Serangan 7 Oktober Menuntut Kelompok Pro-Palestina di AS

Para Penyintas Serangan 7 Oktober Menuntut Kelompok Pro-Palestina di AS

Global
Korea Utara Kirim 600 Balon Sampah Lagi ke Korea Selatan, Apa Saja Isinya?

Korea Utara Kirim 600 Balon Sampah Lagi ke Korea Selatan, Apa Saja Isinya?

Global
Rangkuman Hari Ke-829 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Temui Prabowo | Italia Beda Sikap dengan AS-Jerman

Rangkuman Hari Ke-829 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Temui Prabowo | Italia Beda Sikap dengan AS-Jerman

Global
Mayoritas 'Exit Poll' Isyaratkan Partai Modi Menangi Pemilu India 2024

Mayoritas "Exit Poll" Isyaratkan Partai Modi Menangi Pemilu India 2024

Global
Bertemu Prabowo di Singapura, Zelensky Minta Dukungan dan Bilang Siap Perbanyak Pasok Produk Pertanian

Bertemu Prabowo di Singapura, Zelensky Minta Dukungan dan Bilang Siap Perbanyak Pasok Produk Pertanian

Global
Pentingnya Israel-Hamas Sepakati Usulan Gencatan Senjata Gaza yang Diumumkan Biden...

Pentingnya Israel-Hamas Sepakati Usulan Gencatan Senjata Gaza yang Diumumkan Biden...

Global
Menteri-menteri Israel Ancam Mundur Usai Biden Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru

Menteri-menteri Israel Ancam Mundur Usai Biden Umumkan Usulan Gencatan Senjata Baru

Global
Saat China Berhasil Daratkan Chang'e-6 di Sisi Jauh Bulan...

Saat China Berhasil Daratkan Chang'e-6 di Sisi Jauh Bulan...

Global
[UNIK GLOBAL] Penjual Sotong Mirip Keanu Reeves | Sosok 'Influencer Tuhan'

[UNIK GLOBAL] Penjual Sotong Mirip Keanu Reeves | Sosok "Influencer Tuhan"

Global
Korea Utara Kembali Terbangkan Balon Berisi Sampah ke Korea Selatan

Korea Utara Kembali Terbangkan Balon Berisi Sampah ke Korea Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com