Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 31/07/2020, 07:35 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Merayakan hari raya Idul Adha rasanya tak lengkap jika tak sambil makan aneka sajian tradisional Indonesia yang melimpah ruah bersama keluarga.

Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki semacam hidangan wajib saat perayaan hari besar seperti Idul Adha ini. Berikut hidangan Idul Adha khas dari berbagai daerah di Indonesia.

Baca juga: Resep Gulai Kambing Tanpa Santan untuk Hidangan Idul Adha

Beberapa di antaranya jadi hidangan wajib, sehingga jika tak ada hidangan tersebut rasanya kurang afdal.

1. Aceh; Kari Kambing

Kari kambing jadi salah satu ikon kuliner Aceh. Kari kambing khas Kabupaten Bener Meriah, Aceh jadi salah satu yang terkenal. Biasanya masyarakat sekitar menyebut kari kambing ini dengan sebutan kuah sie kameng.

Baca juga: Eric MasterChef Masak Kari Kambing khas Aceh, Aslinya Dimasak dengan Biji Ganja?

Kuah sie kameng ini jadi makanan wajib dalam perayaan adat Aceh seperti khitanan, pesta perkawinan, akikah bayi, dan perayaan hari besar Islam seperti Idul Adha.

Biasanya kuah sie kameng dinikmati dengan pendamping nasi atau roti canai.

2. Sumatera Utara, Kari Kambing

Tak hanya di Aceh saja, Sumatera Utara juga punya kari kambing yang sering jadi sajian utama tak hanya di hari raya Idul Adha saja tapi juga di hari-hari biasa.

Kari sendiri merupakan sajian khas India yang kemudian menyebar ke banyak negara di dunia, salah satunya Indonesia. Di Indonesia, kari berdiaspora ke seluruh penjuru negeri dan punya perbedaan satu sama lain baik nama, tampilan, bentuk, maupun rasa.

Melansir Kompas.com, kari Medan konon punya rasa yang paling lembut di antara kari India dan kari Aceh. Kari di Medan berpadu cantik dengan kuliner Melayu. Kari yang biasanya dimasak dengan susu, kemudian dimasak dengan santan hingga kini.

Ilustrasi rendang daging sapi khas Minang. SHUTTERSTOCK/IKA RAHMA H Ilustrasi rendang daging sapi khas Minang.

3. Sumatera Barat; Rendang

Rendang jadi favorit banyak orang untuk dijadikan sajian Idul Adha. Olahan daging ini dimasak dalam waktu lama dengan api kecil, minimal 8 jam bahkan ada yang bisa dimasak hingga 24 jam sampai bumbunya kering dan menghitam.

Baca juga: 4 Fakta Unik Rendang, Pencinta Masakan Padang Harus Tahu

Proses tersebut membuat segala bumbu rempah meresap hingga ke bagian terdalam daging. Proses pemasakan seperti itu juga jadi proses pengawetan secara alami yang bisa membuat rendang tahan lama.

Tradisi merandang atau masak rendang ini jadi rutinitas untuk masyarakat Sumatera Barat menjelang Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha.

Bolu berendam khas RiauDok. Kemdikbud Bolu berendam khas Riau

4. Riau; Bolu Berendam

Untuk merayakan hari-hari besar seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan pesta pernikahan, masyarakat Riau sering menyajikan bolu berendam. Hidangan tersebut pun hanya bisa ditemukan di momen-momen khusus seperti itu.

Dilansir dari situs resmi pemerintah provinsi Riau, penganan khas masyarakat Melayu ini disajikan dalam keadaan basah atau berkuah.

Konon, bolu berendam merupakan penganan para raja kerajaan Indragiri Hulu. Resepnya terbuat dari larutan gula yang diberi cengkeh, kayu manis, dan adas.

Tekstur bolu berendam kenyal dan padat. Dicetak dalam loyang kecil bermotif bunga dan manggis yang cantik dari kuningan.

Proses pembuatan bolu berendam punya beberapa pantangan. Seperti tidak boleh menggunakan listrik, sang pembuat yang tidak boleh dalam keadaan datang bulan, dan juga tidak boleh berkata-kata kasar.

Jika dilanggar, nantinya bolu akan jadi bantat atau terasa amis.

Kue Lapis Maksuba Khas Kota PalembangDok Gulaku Kue Lapis Maksuba Khas Kota Palembang

5. Sumatera Selatan; Kue Maksuba

Selain jadi hidangan wajib saat Lebaran Idul Fitri, kue maksuba juga jadi ciri khas perayaan Idul Adha di Palembang, Sumatera Selatan.

Baca juga: Kue Maksuba dan Punggawa Dapur Lebaran

Kue tradisional ini dibuat dalam waktu yang lama, kurang lebih 2-4 jam dipanggang dalam oven.

Maksuba dibuat dari telur, gula, susu, dan tepung gandum. Selain maksuba, ada pula kue delapan jam yang dibuat dari bahan yang sama.

Bedanya, kue delapan jam dimasak dengan cara dikukus selama delapan jam. Teksturnya pun berbeda. Kue maksuba lebih renyah daripada kue basah lainnnya karena dipanggang selapis demi selapis.

Sekuballampungbaratkab.go.id Sekubal

6. Lampung; Sekubal

Masyarakat Lampung biasa menyantap sekubal ini khusus di hari perayaan seperti Lebaran, Idul Adha, dan acara adat lainnya.

Baca juga: Resep Sekubal, Kuliner Ramadhan dan Lebaran Khas Lampung yang Mirip Lontong

Sekilas, sajian ini mirip lontong nasi yang dibungkus daun atau lemang khas Sumatera Barat. Keduanya memang dibuat dari bahan dasar yang sama yakni ketan dan santan kelapa, tapi berbeda cara pengolahannya.

Sekubal bisa dimakan sebagai sajian manis atau pun gurih. Tergantung dengan makanan pendampingnya.

Jika mau manis, bisa disantap dengan tapai ketan. Jika ingin rasa gurih, biasanya disantap dengan lauk rendang, gulai, atau sambal.

Rabeg khas BantenDok. Arfah Sahabudin Rabeg khas Banten

7. Banten; Rabeg

Cita rasa masakan timur bercampur dengan kecap lokal jadi cita rasa khas dari rabeg ini.

Biasanya rabeg dibuat dengan daging dan jeroan kambing yang dimasak dengan bumbu berupa tomat, garam, merica bubuk, gula merah, kayu manis, pala, dan kecap manis.

Baca juga: 6 Hidangan khas Ramadan di Banten, dari Ketan Bintul sampai Cecuer

Konon kabarnya, hidangan ini berawal dari hidangan khas Kesultanan Banten. Saat itu sultan mencicipi masakan serupa di Timur Tengah dan ketika pulang ke Banten, terciptalah rabeg.

Sate MaranggiKOMPAS.COM/FIRA ABDURACHMAN Sate Maranggi

8. Jawa Barat; Sate Maranggi

Sate maranggi khas Purwakarta, Jawa Barat ini bisa jadi alternatif olahan daging sapi. Bukan sate biasa, sate maranggi punya cita rasa manis dan gurih yang khas dari marinasi yang digunakan sebelum daging dibakar.

Rendaman bumbu tersebut terdiri dari jahe, ketumbar, lengkuas, kunyit, cuka, gula merah, dan kecap manis. Kamu tak perlu menggunakan bumbu kacang atau kecap tambahan untuk menikmatinya karena sudah kaya rasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com