KOMPAS.com - Satu persatu buku menu saya teliti, beberapa nama jamu tampak familier, tetapi sebagian besar lainnya cukup asing di telinga. Sebagai penikmat jamu kunyit beras kencur dari pedagang jamu gendongan, menentukan pilihan ini bagi saya cukup sulit.
Selain karena namanya yang asing, visualnya pun juga beragam. Kata sang acaraki, beberapa jamu yang disajikan ada yang tradisional, dan ada pula yang versi mixology.
Khusus jamu tradisional, katanya, teknik menyeduhnya menggunakan alat kekinian. Alhasil, keputusan saya jatuh pada Kuteja, dibuat dari campuran jahe, kunyit, dan asam Jawa.
Baca juga:
Sederhananya, saya memesan segelas jamu kunyit asam. Segelas Kuteja datang dengan seperangkat alat bernama French Press, lengkap dengan jam pasir mini untuk menghitung penyeduhan jamu berdurasi tiga menit.
Usai jam pasir membalik sempurna, saya menekan alat dan tersaringlah ampas jamu yang baru saja diseduh. Warnanya kuning cerah agak oranye, tampak semakin segar kala saya tuang ke dalam gelas berisi batu es.
Baca juga:
Rasa jamu kunyit asam ini ringan, terasa mudah diteguk karena ampasnya disaring sempurna. Aroma kunyitnya menyeruak harum, dan tidak menusuk indra penciuman.
Sensasi hangat dari ekstraksi jahe di sini tidak terlalu mendominasi, terasa hambar perlahan seiring es batu yang ada di dalam gelas mencair.
Jika biasanya gerai Acaraki hanya menyediakan hidangan jamu, khusus Acaraki di mal Grand Indonesia menyediakan makanan tradisional.
Ada Iga Garang Asem, Sop Buntut, Nasi Bebek Dewata, Nasi Iga Bakar Nyonya, dan Selada Penganten yang dihidangkan.
Baca juga: Resep Jamu Lengkuas untuk Tingkatkan Nafsu Makan
Favorit saya Iga Garam Asem, potongan iganya cukup besar, dagingnya empuk dan mudah dilepas dari tulang, semakin nikmat disiram kuah asam segar.
Kuahnya juga termasuk ringan, di setiap sendok kuah garam asem masih terdapat belimbing sayur yang diiris tipis.
Tidak hanya itu, saya juga mencicipi Nasi Bebek Dewata. Selain daging bebek yang empuk dan renyah, saya acungi jempol untuk nasi rempah yang disajikan bersama bebek.
Sekilas bentuknya serupa nasi goreng biasa, berwarna kecokelatan dan diberi tambahan sedikit bawang goreng. Namun, kala sesuap nasi mampir ke mulut, perpaduan rempah di dalamnya seperti memanjakan lidah.
Jika berkunjung ke Acaraki Grand Indonesia, saya sarankan untuk mencoba dua hidangan ini. Tetapi jika ingin mencicipi camilan semata, tahu goreng dan tempe mendoan sepertinya layak dicoba.
Bagaimana, tertarik bersantap di Acaraki cabang Grand Indonesia?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.