Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

17 Makanan Idul Adha dari Berbagai Daerah di Indonesia

KOMPAS.com – Merayakan hari raya Idul Adha rasanya tak lengkap jika tak sambil makan aneka sajian tradisional Indonesia yang melimpah ruah bersama keluarga.

Setiap daerah di Indonesia pasti memiliki semacam hidangan wajib saat perayaan hari besar seperti Idul Adha ini. Berikut hidangan Idul Adha khas dari berbagai daerah di Indonesia.

Beberapa di antaranya jadi hidangan wajib, sehingga jika tak ada hidangan tersebut rasanya kurang afdal.

1. Aceh; Kari Kambing

Kari kambing jadi salah satu ikon kuliner Aceh. Kari kambing khas Kabupaten Bener Meriah, Aceh jadi salah satu yang terkenal. Biasanya masyarakat sekitar menyebut kari kambing ini dengan sebutan kuah sie kameng.

Kuah sie kameng ini jadi makanan wajib dalam perayaan adat Aceh seperti khitanan, pesta perkawinan, akikah bayi, dan perayaan hari besar Islam seperti Idul Adha.

Biasanya kuah sie kameng dinikmati dengan pendamping nasi atau roti canai.

2. Sumatera Utara, Kari Kambing

Tak hanya di Aceh saja, Sumatera Utara juga punya kari kambing yang sering jadi sajian utama tak hanya di hari raya Idul Adha saja tapi juga di hari-hari biasa.

Kari sendiri merupakan sajian khas India yang kemudian menyebar ke banyak negara di dunia, salah satunya Indonesia. Di Indonesia, kari berdiaspora ke seluruh penjuru negeri dan punya perbedaan satu sama lain baik nama, tampilan, bentuk, maupun rasa.

Melansir Kompas.com, kari Medan konon punya rasa yang paling lembut di antara kari India dan kari Aceh. Kari di Medan berpadu cantik dengan kuliner Melayu. Kari yang biasanya dimasak dengan susu, kemudian dimasak dengan santan hingga kini.

3. Sumatera Barat; Rendang

Rendang jadi favorit banyak orang untuk dijadikan sajian Idul Adha. Olahan daging ini dimasak dalam waktu lama dengan api kecil, minimal 8 jam bahkan ada yang bisa dimasak hingga 24 jam sampai bumbunya kering dan menghitam.

Proses tersebut membuat segala bumbu rempah meresap hingga ke bagian terdalam daging. Proses pemasakan seperti itu juga jadi proses pengawetan secara alami yang bisa membuat rendang tahan lama.

Tradisi merandang atau masak rendang ini jadi rutinitas untuk masyarakat Sumatera Barat menjelang Lebaran Idul Fitri dan Idul Adha.

4. Riau; Bolu Berendam

Untuk merayakan hari-hari besar seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan pesta pernikahan, masyarakat Riau sering menyajikan bolu berendam. Hidangan tersebut pun hanya bisa ditemukan di momen-momen khusus seperti itu.

Dilansir dari situs resmi pemerintah provinsi Riau, penganan khas masyarakat Melayu ini disajikan dalam keadaan basah atau berkuah.

Konon, bolu berendam merupakan penganan para raja kerajaan Indragiri Hulu. Resepnya terbuat dari larutan gula yang diberi cengkeh, kayu manis, dan adas.

Tekstur bolu berendam kenyal dan padat. Dicetak dalam loyang kecil bermotif bunga dan manggis yang cantik dari kuningan.

Proses pembuatan bolu berendam punya beberapa pantangan. Seperti tidak boleh menggunakan listrik, sang pembuat yang tidak boleh dalam keadaan datang bulan, dan juga tidak boleh berkata-kata kasar.

Jika dilanggar, nantinya bolu akan jadi bantat atau terasa amis.

5. Sumatera Selatan; Kue Maksuba

Selain jadi hidangan wajib saat Lebaran Idul Fitri, kue maksuba juga jadi ciri khas perayaan Idul Adha di Palembang, Sumatera Selatan.

Kue tradisional ini dibuat dalam waktu yang lama, kurang lebih 2-4 jam dipanggang dalam oven.

Maksuba dibuat dari telur, gula, susu, dan tepung gandum. Selain maksuba, ada pula kue delapan jam yang dibuat dari bahan yang sama.

Bedanya, kue delapan jam dimasak dengan cara dikukus selama delapan jam. Teksturnya pun berbeda. Kue maksuba lebih renyah daripada kue basah lainnnya karena dipanggang selapis demi selapis.

6. Lampung; Sekubal

Masyarakat Lampung biasa menyantap sekubal ini khusus di hari perayaan seperti Lebaran, Idul Adha, dan acara adat lainnya.

Sekilas, sajian ini mirip lontong nasi yang dibungkus daun atau lemang khas Sumatera Barat. Keduanya memang dibuat dari bahan dasar yang sama yakni ketan dan santan kelapa, tapi berbeda cara pengolahannya.

Sekubal bisa dimakan sebagai sajian manis atau pun gurih. Tergantung dengan makanan pendampingnya.

Jika mau manis, bisa disantap dengan tapai ketan. Jika ingin rasa gurih, biasanya disantap dengan lauk rendang, gulai, atau sambal.

7. Banten; Rabeg

Cita rasa masakan timur bercampur dengan kecap lokal jadi cita rasa khas dari rabeg ini.

Biasanya rabeg dibuat dengan daging dan jeroan kambing yang dimasak dengan bumbu berupa tomat, garam, merica bubuk, gula merah, kayu manis, pala, dan kecap manis.

Konon kabarnya, hidangan ini berawal dari hidangan khas Kesultanan Banten. Saat itu sultan mencicipi masakan serupa di Timur Tengah dan ketika pulang ke Banten, terciptalah rabeg.

8. Jawa Barat; Sate Maranggi

Sate maranggi khas Purwakarta, Jawa Barat ini bisa jadi alternatif olahan daging sapi. Bukan sate biasa, sate maranggi punya cita rasa manis dan gurih yang khas dari marinasi yang digunakan sebelum daging dibakar.

Rendaman bumbu tersebut terdiri dari jahe, ketumbar, lengkuas, kunyit, cuka, gula merah, dan kecap manis. Kamu tak perlu menggunakan bumbu kacang atau kecap tambahan untuk menikmatinya karena sudah kaya rasa.


9. DKI Jakarta; Gorengan Kambing

Dalam buku Kuliner Betawi: Selaksa Rasa & Cerita karya Akademi Kuliner Indonesia terbitan Gramedia Pustaka Utama, salah satu makanan khas yang terhidang saat Idul Adha adalah gorengan kambing.

Sajian ini cukup sulit ditemukan. Beberapa penjual yang masih menjual gorengan kambing bisa ditemukan di Kebon Kacang, Karet Pedurenan, Pejompongan, dan Parung.

Gorengan kambing ala Betawi berbeda dengan gorengan biasa. Gorengan kambing adalah lauk dari daging dan jeroan kambing yang dimasak bersama santan dan bumbu rempah pekat.

Karena itulah cita rasanya begitu gurih dan aromanya pun semerbak. Penampilannya mirip gulai kambing, tetapi bisa juga dibilang mirip semur karena racikannya menggunakan kecap manis.

10. Jawa Tengah; Tengkleng

Hidangan satu ini jadi salah satu hidangan paling tersohor yang memanfaatkan seluruh bagian kambing mulai dari daging, tulang, hingga jeroan.

Untuk membuatnya, daging, tulang, dan jeroan kambing direbus dalam waktu lama sekitar 4-5 jam bersamaan dengan 25 bumbu yang sudah dihaluskan. Hasilnya, kuah kaldu kambing yang benih tapi kaya rasa. Aromanya pun menusuk harum.

Salah satu sensasi paling khas dari makan tengkleng adalah tentu saja menyesap tulang kambing mengambil daging yang masih menempel pada tulang.

11. Jawa Timur; Krengseng

Masakan khas Jawa Timur ini punya aroma khas yang dihasilkan dari petis. Warnanya coklat pekat dari penggunaan kecap manis. Rasa krengseng cenderung gurih dan manis. Paling nikmat jika disantap dengan nasi putih atau ketupat nasi.

12. Kalimantan Barat; Nasi Sungkui

Nasi sungkui adalah makanan yang identik dengan perayaan hari besar seperti Idul Fitri, Idul Adha, dan pesta lainnya di Kalimantan Barat. Nasi sungkui tepatnya berasal dari Kabupaten Sanggau.

Sajian ini terbuat dari beras yang dibungkus dengan daun sungkui yang bisa ditemukan di hutan Kalimantan.

Bentuk dari nasi sungkui ini lojong dan tipis. Biasanya nasi sungkui disantap bersama serondeng dan lauk lain seperti sambal nanas, opor ayam, gulai, dan rendang sapi. Kadang kala juga ditambah dengan lemang dan srikaya.

13. Kalimantan Selatan; Daging masak tuha

Daging masak tuha merupakan olahan daging khas Kalimantan Selatan. Biasanya daging masak tuha disajikan saat pesta-pesta dan perayaan seperti perkawinan dan acara keluarga.

Salah satu ciri khas daging masak tuha adalah penggunaan kacang tunggak dalam campuran dagingnya.

14. Gorontalo; Balanga

Balanga adalah sajian kambing muda yang diolah dengan cara dibakar. Makanan ini dipengaruhi budaya Arab yang masuk ke Sulawesi.

Lama kelamaan, balanga akhirnya dimasak dengan menggunakan wadah masak khusus yang bernama belanga yang terbuat dari tanah liat atau besi.

15. Sulawesi Selatan; Buras

Sekilas buras mirip dengan lontong. Ketika pembungkusnya dibuka, penampakannya juga mirip ketupat.

Buras adalah makanan khas Suku Bugis yang berbahan dasar beras. Rasanya terkenal gurih dan sering dijadikan pendamping makanan berkuah seperti coto Makassar.

Perbedaan buras dengan lontong dan ketupat, rasanya lebih gurih. Pasalnya, buras dibuat dengan santan yang cukup banyak.

Di Sulawesi Selatan, masyarakat lokal mengonsumsi buras sebagai pengganti nasi khususnya di waktu Lebaran dan Idul Adha.

16. Sulawesi Tengah; Kaledo

Kaledo pada dasarnya adalah sup kaki sapi khas Palu, Sulawesi Tengah. Tulang-tulang kaki sapi dimasak hingga empuk dan ditambah aneka bumbu seperti asam jawa, cabai rawit, dan garam.

Kaledo paling nikmat disantap dengan nasi putih hangat. Jangan lupa untuk menambahkan perasan jeruk nipis sebagai penguat rasa asam agar kuah jadi terasa segar.

17. Sulawesi Tenggara; Gore-gore

Gore-gore adalah hidangan khas Sulawesi Tenggara yang terbuat dari daging sapi. Gore-gore bisa jadi alternatif hidangan olahan daging saat Idul Adha karena bumbunya sederhana dan cara masaknya pun cukup mudah.

Gore-gore biasa dibuat dari daging has dalam dengan bumbu rempah berupa bawang putih, cabai merah, tomat, dan air asam. Sehingga cita rasanya cenderung gurih asam segar.

https://www.kompas.com/food/read/2020/07/31/073500675/17-makanan-idul-adha-dari-berbagai-daerah-di-indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke