Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Video Berjubelnya Para Pendaki di Gunung Lawu, Ini Penjelasannya...

Kompas.com - 05/07/2020, 20:26 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Unggahan video yang menunjukkan ramainya para pendaki yang akan menuju Gunung Lawu melalui jalur Candi Cetho tersebar di media sosial pada Sabtu (4/7/2020).

Dalam video tersebut, terlihat bahwa ada ratusan orang yang terlihat membawa perlengkapan pendakian gunung.

Adapun narasi pada salah satu unggahan video di Twitter adalah sebagai berikut:

Ini pd mau mendaki Gn Lawu via Candi Cetho. Org segtu banyaknya,gmn nnti klo sdh d atas? Blm yg via Cemoro Kandang Magetan. Tumplek blek d atas.. Protokol kesehatan,jg ada yg blm pke masker..

Baca juga: Pendakian Gunung Lawu Dibuka, Simak Protokol Kesehatannya Sebelum Mendaki

Baca juga: Daftar 29 Kawasan Konservasi yang Dibuka Kembali di Masa New Normal, dari Kepulauan Komodo hingga Gunung Rinjani

Namun, bagaimana kejadian sebenarnya?

Mengonfirmasi kejadian ini, Kompas.com menghubungi Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Karanganyar, Titis Sri Jawoto.

Ia membenarkan bahwa kejadian tersebut memang terjadi di jalur Candi Cetho menuju Gunung Lawu.

Namun, Titis mengungkapkan alasan di balik ramainya orang-orang di area tersebut.

"Justru antrean tersebut terjadi karena penerapan secara ketat protokol Covid-19 di era new normal untuk pendaki Gunung Lawu," jelas Titis kepada Kompas.com, Minggu (5/7/2020) sore.

Baca juga: Viral Langit Merah di Muaro Jambi, Ada Apa?

Menurut dia, tidak hanya jaga jarak, dilakukan pengecekan kelengkapan, penulisan alamat, hingga penjelasan secara detail oleh petugas kepada para calon pendaki.

Pasalnya, peraturan maupun perlengkapan pendakian yang harus dibawa saat new normal berbeda dengan sebelumnya, yaitu termasuk sabun dan hand sanitizer.

"Juga penjelasan yang terkait dengan new normal Covid-19 di Gunung Lawu. Bagaimana jarak tenda, berapa orang yang boleh tinggal dalam satu tenda dan lainnya," tambahnya.

Baca juga: Bagaimana Protokol Kesehatan di Tempat Wisata Saat New Normal?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Paus Fransiskus Umumkan 2025 sebagai Tahun Yubileum, Apa Itu?

Tren
Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Bisakah Cairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Tanpa Paklaring Usai Resign?

Tren
Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Apa Itu Gerakan Blockout 2024 yang Muncul Selepas Met Gala dan Merugikan Taylor Swift juga Zendaya?

Tren
Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Balon Udara Meledak di Ponorogo, Korban Luka Bakar 63 Persen, Polisi: Masuk Ranah Pidana

Tren
Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Warga Korsel Dilaporkan Hilang di Thailand dan Ditemukan di Dalam Tong Sampah yang Dicor Semen

Tren
Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Harta Prajogo Pangestu Tembus Rp 1.000 Triliun, Jadi Orang Terkaya Ke-25 di Dunia

Tren
Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Media Asing Soroti Banjir Bandang Sumbar, Jumlah Korban dan Pemicunya

Tren
Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Sejarah Lari Maraton, Jarak Awalnya Bukan 42 Kilometer

Tren
Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Rekonfigurasi Hukum Kekayaan Intelektual terhadap Karya Kecerdasan Buatan

Tren
Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Basuh Ketiak Tanpa Sabun Diklaim Efektif Cegah Bau Badan, Benarkah?

Tren
BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

BPJS Kesehatan Tegaskan Kelas Pelayanan Rawat Inap Tidak Dihapus

Tren
Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Cara Memindahkan Foto dan Video dari iPhone ke MacBook atau Laptop Windows

Tren
Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Video Viral Pusaran Arus Laut di Perairan Alor NTT, Apakah Berbahaya?

Tren
Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Sosok Rahmady Effendi Hutahaean, Eks Kepala Kantor Bea Cukai Purwakarta yang Dilaporkan ke KPK

Tren
Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Harta Eks Kepala Bea Cukai Purwakarta Disebut Janggal, Benarkah Hanya Rp 6,3 Miliar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com