Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Fenomena Bulan Purnama Bisa Sebabkan Air Laut Pasang?

Kompas.com - 02/08/2023, 19:00 WIB
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Penulis


KOMPAS.com - Fenomena bulan purnama super atau supermoon di bulan Agustus 2023, salah satunya dapat memengaruhi pasang surut air laut.

Puncak fenomena bulan purnama atau supermoon di awal Agustus 2023, telah terjadi pada Selasa (2/8/2023) dini hari tadi dan supermoon berikutnya, Full Blue Moon akan terjadi pada 30 Agustus mendatang.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan siaran pers terkait potensi banjir pesisi atau rob, yang dipengaruhi oleh adanya fenomena fase bulan purnama yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut.

Bulan purnama pada 1 Agustus 2023 bersamaan dengan Perigee, pada 2 Agustus 2023. Fenomena Perigee adalah ketika bulan berada pada jarak terdekat dengan Bumi.

Baca juga: Mengapa Gerhana Matahari Hibrida Disebut Fenomena Langka?

Dampak fenomena bulan purnama dan Perigee ini pun dapat berpotensi menyebabkan peningkatan gelombang pasang air laut maksimum, dan beberapa wilayah di Indonesia juga berpotensi mengalami banjir rob.

Potensi banjir rob ini diperkirakan akan melanda wilayah pesisir Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Banten, pesisir utara DKI Jakarta, Jawa Barat hingga pesisir Papua Selatan.

Lantas, mengapa fenomena bulan purnama dapat memengaruhi gelombang pasang air laut?

Dikutip dari SciJinks, pasang dan surut air laut disebabkan oleh Bulan. Artinya, fenomena gravitasi bulan dapat menghasilkan sesuatu yang disebut sebagai gaya pasang surut.

Gaya pasang surut saat fenomena bulan purnama, ini menyebabkan Bumi, dan airnya, membuat air menyembul atau tonjolan air keluar di sisi yang paling dekat dengan bulan dan sisi yang paling jauh dari bulan. Air yang menggembung ini merupakan air pasang.

Baca juga: Mengapa Gerhana Bulan Selalu Terjadi Saat Bulan Purnama?

 

 

Saat Bumi berotasi, maka wilayah Bumi yang kita tempati akan melewati kedua tonjolan ini setiap hari.

Ketika berada di salah satu tonjolan, kita akan mengalami air pasang. Sedangkan saat kita tidak berada di salah satu tonjolan, maka di tempat itu kita akan mengalami air surut. 

Siklus dua kali pasang dan dua kali surut ini terjadi hampir setiap hari di sebagian besar garis pantai di dunia.

Pengaruh fenomena perigee bulan pada air pasang

Setiap fase bulan baru dan ketika fenomena bulan purnama terjadi, benda langit ini, matahari, bulan dan bumi akan menempatkan diri kurang lebih di sepanjang garis di ruang angkasa.

Selanjutnya, saat fase ini, gaya tarik pada pasang surut meningkat, karena gravitasi matahari akan memperkuat gravitasi bulan, dikutip dari Earth Sky.

Pada saat bulan baru atau fenomena bulan purnama terjadi, ketinggian air pasang akan mencapai maksimum dan ini adalah pasang purnama.

Ketika bulan purnama sejajar dengan perigee, maka fenomena supermoon akan dialami Bumi dan ini akan menyebabkan pasang surut air laut berpotensi terjadi sangat besar.

Baca juga: Mengapa Bulan Kadang Terlihat Dekat, Kadang Terlihat Jauh?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com