Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid di China: Demonstrasi Meluas Usai Kebakaran Urumqi, Massa Tuntut Xi Jinping Mundur

Kompas.com - 28/11/2022, 10:01 WIB
BBC INDONESIA,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

SHANGHAI, KOMPAS.com - Rangkaian aksi protes terhadap kebijakan pembatasan terkait penularan Covid-19 di China tampaknya semakin intensif menyusul kebakaran yang menewaskan 10 orang di sebuah blok apartemen di Urumqi.

Di Kota Shanghai, video yang diunggah di media sosial oleh sejumlah jurnalis asing menunjukkan ribuan orang turun ke jalan untuk mengenang para korban sekaligus memprotes pembatasan Covid.

Dalam tayangan video itu, ratusan orang terdengar menuntut Presiden Xi Jinping mengundurkan diri.

Baca juga: Jalanan Beijing Kosong Saat Kasus Covid China Melonjak Tinggi Lagi

Banyak orang menyalahkan penguncian bangunan permukiman atas kebakaran tersebut.

Pihak berwenang China telah menyangkal bahwa itu adalah penyebabnya, meski tidak biasanya pihak berwenang Urumqi mengeluarkan permintaan maaf pada Jumat (25/11/2022) malam - berikrar menghukum siapa pun yang telah meninggalkan tugas mereka.

Pada sebuah acara di Shanghai, beberapa orang terlihat menyalakan lilin dan menaburkan bunga untuk para korban.

Adapun lainnya terdengar meneriakkan slogan-slogan seperti "Xi Jinping, mundur" dan "Partai Komunis, mundur". Beberapa juga memegang spanduk putih kosong.

Baca juga: AS Larang Impor atau Penjualan Produk Huawei dan ZTE dari China

Tuntutan semacam itu merupakan pemandangan yang tidak biasa di China, mengingat setiap kritik langsung terhadap pemerintah dan presiden dapat mengakibatkan hukuman yang berat.

Beberapa pengunjuk rasa juga meneriakkan makian kepada polisi, yang berbaris di jalan tempat orang berkumpul.

Seorang pengunjuk rasa mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa salah satu temannya telah dipukuli oleh polisi di tempat kejadian, sementara dua lainnya disemprot merica.

Video lainnya yang merekam aksi protes tersebut menunjukkan polisi berdiri menonton ketika aksi unjuk rasa berlangsung.

Baca juga: AS Makin Keras, Larang Penjualan Alat Telekomunkasi Buatan Perusahaan China

Meskipun situasi di daerah tersebut telah tenang pada Minggu (27/11/2022) pagi, BBC melihat peningkatan jumlah polisi di daerah protes. Puluhan polisi, penjaga keamanan swasta, dan petugas polisi berpakaian preman tampak berjaga-jaga di jalan.

Sementara itu, di beberapa universitas China, foto-foto dan video mahasiswa yang melakukan protes pada Sabtu (26/11/2022) malam muncul secara online. Aksi terbesar tampaknya terjadi di Universitas Komunikasi Nanjing.

Tayangan video protes sulit untuk diverifikasi secara independen, tetapi banyak di antaranya menunjukkan kritik yang sangat eksplisit dan blak-blakan terhadap pemerintah China dan pemimpinnya.

Baca juga: Inggris Setop Pasang CCTV Buatan China di Gedung Pemerintahan

Memprotes kebijakan Presiden Xi

Tessa Wong, Reporter Digital Asia

Khalayak meletakkan karangan bunga di Jalan Urumqi - namun polisi memungutinya.BBC INDONESIA Khalayak meletakkan karangan bunga di Jalan Urumqi - namun polisi memungutinya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com