KOMPAS.com - Gochugaru dan gochujang adalah dua bahan dengan nama yang mirip pada resep makanan korea.
Kedua bahan ini sering ditambahkan ke dalam masakan korea dengan cita rasa pedas. Namun demikian, keduanya adalah bumbu yang berbeda, seperti penjelasan dari Master class.
Gochugaru adalah cabai bubuk korea, sedangkan gochujang adalah pasta cabai.
Bubuk gochugaru adalah bahan utama dalam pasta gochujang, dan keduanya bisa terasa pedas (maewoon) atau kurang pedas (deolmaewoon).
Namun, kedua bahan ini melalui proses produksi yang berbeda. Berikut ini beberapa perbedaannya:
Baca juga:
Gochujang mengalami proses fermentasi sedangkan gochugaru tidak. Gochujang dicampur dengan kedelai lalu dilakukan proses fermentasi, ketika enzim mengembangkan serbuk beras dan memecah gula. Proses fermentasi ini memakan waktu sekitar tiga bulan.
Sementara gochugaru hanya mengalami proses pengeringan cabai, kemudian dihaluskan. Gochugaru tidak memerlukan proses fermentasi dalam proses pembuatannya.
Gochugaru merupakan serbuk atau serpihan cabai kering sedangkan gochujang berupa pasta cabai yang kental.
Gochugaru lebih menyerupai serpihan cabai yang digunakan dalam masakan Italia, sedangkan gochujang merupakan pasta kental yang kaku, tidak secair saus.
Gochugaru dan gochujang memiliki rasa yang berbeda, sehingga kamu tidak dapat menggunakannya untuk saling menggantikan.
Gochujang memiliki rasa yang lebih kompleks dibandingkan gochugaru.
Gochugaru hanya memberikan sedikit rasa panas dan berasap, sementara gochujang memberikan rasa manis, tajam, dan pedas.
Karena memiliki cita rasa yang berbeda, berikut ini pertimbangan untuk menggunakan salah satu bahan atau keduanya.
Gunakan gochujang dan gochugaru dalam bumbu marinasi untuk daging, ikan, dan sayuran.