KOMPAS.com - Sejumlah gunung api di Indonesia sepanjang April 2024 menunjukkan peningkatan aktivitas vulkanik hingga erupsi.
Terbaru, Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara erupsi sejak Selasa (16/4/2024). Hal ini diikuti dengan kenaikan statusnya menjadi Level IV Awas.
Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada November 2023 menunjukkan, Indonesia memiliki 127 gunung berapi aktif dan 500 gunung berapi tidak aktif.
Saat ini hanya Gunung Ruang yang memiliki status paling tinggi dan berbahaya, yakni Level IV Awas.
Lantas, bagaimana status gunung api di Indonesia hingga April 2024?
Baca juga: Gunung Ruang di Sulawesi Utara Meletus, Status Naik Jadi Awas
Gunung api Indonesia dikelompokkan dalam empat status atau level, yakni Level I (Normal), Level II (Waspada), Level III (Siaga), dan Level IV (Awas). Berikut rinciannya:
Gunung api yang berada pada Level I (Normal) tidak menunjukkan perubahan aktivitas vulkanik yang signifikan, menurut hasil pengamatan visual dan instrumental fluktuatif.
Gunung api berstatus normal tidak menunjukkan adanya letusan, hasil visual, kegempaan, dan kondisi vulkanik lainnya dalam kurun waktu tertentu.
Dikutip dari laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tercatat ada 45 gunung api aktif berlevel normal hingga Minggu (21/4/2024). Berikut daftarnya:
Jumlah gunung api level normal April 2024 berbeda dari periode Desember 2023. Sebelumnya, Gunung Lewotobi Laki-laki di Nusa Tenggara Timur, Raung di Jawa Timur, dan Ruang di Sulawesi Utara berstatus normal.
Baca juga: Erupsi Gunung Ruang pada 1871 Picu Tsunami Setinggi 25 Meter dan Renggut Ratusan Nyawa
Saat ini, tercatat ada 17 gunung dengan level waspada. Hasil pengamatan visual dan instrumental mulai memperlihatkan peningkatan aktivitas pada gunung-gunung tersebut.
Gunung Level II mengalami perubahan visual di kawah, gangguan magmatik, tektonik, atau hidrotermal. Erupsi juga dapat terjadi meski jarang dan hanya membahayakan sekitar puncaknya.
Berikut daftar gunung Level II (Waspada) hingg April 2024:
Dikutip dari laman PVMBG, masyarakat dan pengunjung gunung api Level II dilarang mendekati kawah dalam radius 2 kilometer, dilarang menginap di kawasan kawah, dan dilarang mendekati lubang gas kawah.
Masyarakat yang tinggal di sekitar gunung juga diharap tenang, beraktivitas seperti biasa, tidak terpancing isu erupsi , dan mengikuti perkembangan dari pemerintah.
Baca juga: Erupsi Gunung Ruang Berpotensi Ganggu Penerbangan di Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku Utara
Gunung yang berada pada Level III (Siaga) berarti memiliki peningkatan seismik, perubahan visual, dan perubahan aktivitas kawah.
Berdasarkan analisis data observasi, kondisi itu dapat diikuti letusan utama atau erupsi besar dalam kurun dua pekan.
Hingga April 2024, terdapat lima gunung api pada Level III (Siaga). Dibandingkan Desember 2023, terdapat peningkatan karena saat itu hanya ada tiga gunung. Berikut rinciannya:
Masyarakat dan pengunjung gunung level III diimbau agar tidak memasuki dan tidak beraktivitas di dalam wilayah radius 5 km dari pusat kawah.
Mereka juga mungkin akan merasakan gempa vulkanik maupun gempa tektonik lokal berintensitas besar terus-menerus.
Baca juga: Gunung Ruang Semburkan Gas SO2, Apa Dampaknya bagi Manusia, Tanaman, dan Hewan?
Gunung yang masuk kategori Level IV (Awas), mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang menunjukkan ada letusan diikuti semburan abu, uap, serta erupsi dalam kurun 24 jam.
Pada level ini, erupsi mungkin terjadi sehingga mengancam permukiman sekitar gunung, berdasarkan karakteristik letusan masing-masing. Hingga 16 April 2024, tercatat hanya ada satu gunung yang telah masuk Level IV (Awas).
Gunung Ruang memiliki kolom erupsi dengan ketinggian meningkat berisi abu dan batuan pijar yang dapat terlontar sejauh 5 km. Gunung ini juga terus mengalami gempa vulkanik.
Untuk itu, masyarakat sekitar Gunung Ruang dan pengunjung diminta tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 6 km dari pusat kawah.
Masyarakat yang bermukim dekat pantai harus mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas, dan tsunami yang disebabkan oleh runtuhan gunung api ke laut.
Diimbau juga selalu menggunakan masker untuk menghindari paparan abu vulkanik yang dapat mengganggu sistem pernapasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.