Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Banjir Sumbar: 61 Orang Meninggal, Potensi Bencana Susulan Masih Ada

Kompas.com - 18/05/2024, 09:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Operasi pencarian korban banjir bandang dan tanah longsor di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) memasuki hari ketujuh.

Untuk diketahui, beberapa kabupaten dan kota di Sumbar diterjang banjir bandang dan tanah longsor pada Sabtu (11/5/2024) dan Minggu (12/5/2024).

Penyebab banjir dan tanah longsor Sumbar adalah hujan deras dengan durasi panjang yang diperparah dengan banjir lahar dari material erupsi Gunung Marapi.

Wilayah yang terdampak banjir bandang dan tanah longsor Sumbar, yakni Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kota Padang.

Terkait bencana tersebut, Pemerintah Provinsi Sumbar telah menetapkan masa tanggap darurat sampai Minggu (26/5/2024).

Baca juga: Update Banjir Mahakam Ulu, Ratusan Orang Masih Mengungsi

Jumlah korban meninggal banjir Sumbar

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumbar, Ilham Wahab, mengatakan bahwa jumlah korban meninggal akibat banjir bandang dan tanah longsor di wilayahnya mencapai 61 orang hingga Sabtu (18/5/2024) pagi.

Sebelumnya, rilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, jumlah korban meninggal akibat bencana tersebut sebanyak 67 orang berdasarkan data data Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops).

Ilham menjelaskan, jumlah korban meninggal akibat banjir bandang dan tanah longsor Sumbar mengalami perubahan setelah dilakukan penyesuaian data antara posko dengan data kependudukan dan pencatatan sipil (dukcapil).

“Iya (data mengalami perubahan),” ujar Ilham ketika dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (18/5/2024).

Sebaran korban meninggal berada di Agam sebanyak 22 orang, Tanah Datar 27 orang, Padang Panjang dua orang, Padang Pariaman tiga orang, Padang dua orang, dan yang belum teridentifikasi sebanyak lima orang.

Baca juga: Banjir Mahakam Ulu Kaltim Terparah dalam Sejarah, BMKG Ungkap Penyebabnya

14 orang masih hilang

Penampakan usai musibah banjir lahar dingin yang menimpa daerah Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat ANTARA/HO-Diskominfo Solok Penampakan usai musibah banjir lahar dingin yang menimpa daerah Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat
Ilham mengatakan, 14 orang masih dinyatakan hilang usai Sumbar dilanda banjir bandang dan tanah longsor sepekan yang lalu.

Kendati demikian, BPBD Sumbar masih melanjutkan operasi pencarian hingga Sabtu.

“Untuk pencarian masih dilakukan,” tandasnya.

Ilham menambahkan, banjir bandang dan tanah longsor Sumbar juga menyebabkan 76 orang mengalami luka-luka.

Korban luka-luka berada di Agam sebanyak 16 orang, Tanah Datar 20 orang, Padang Panjang satu orang, Padang Pariaman 33 orang, dan Padang enam orang.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

23 Kata Tertua di Dunia yang Sudah Berusia 15.000 Tahun, Beberapa Masih Digunakan hingga Kini

Tren
5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

5 Destinasi Wisata Dunia Khusus Pria, Wanita Dilarang Masuk

Tren
5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

5 Teleskop Terbesar di Dunia, Ada yang Diameternya Mencapai 500 Meter

Tren
11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

11 Tanda Seseorang Mengalami Demensia, Salah Satunya Melupakan Nama Teman Dekat

Tren
Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: 'Track Record' Baik

Ramai soal Menantu Anwar Usman Ditunjuk Jadi Direktur Pemasaran dan Operasi PT Patra Logistik, Pertamina: "Track Record" Baik

Tren
Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Pertama Kali di Dunia, Hiu Macan Muntahkan Ekidna, Mamalia Berduri Mirip Landak

Tren
Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Ramai soal Besaran Iuran BPJS Kesehatan Akan Disesuaikan dengan Gaji per Juli, Ini Faktanya

Tren
Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Peneliti: Virus Covid-19 Dapat Bertahan dalam Sperma Selama Berbulan-bulan sejak Terinfeksi

Tren
Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Benarkah Air Tebu Akan Basi 15 Menit Setelah Diperas? Ini Kata Ahli Gizi UGM

Tren
Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Apakah BPJS Kesehatan Menanggung Biaya Pengobatan dan Cabut Gigi Bungsu?

Tren
Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Apa Itu Pupuk Kompos? Berikut Manfaatnya bagi Tanah dan Tanaman

Tren
Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Usai Menyesal, Menteri Basuki Klarifikasi Tapera Ditunda dan Bakal Lapor Jokowi

Tren
Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Nasib Mahasiswa UM Palembang Pelaku Plagiat Skripsi, Gagal Wisuda dan Diskors

Tren
Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Air Terjun di China Tuai Protes karena Mengalir dari Pipa Buatan Manusia

Tren
Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Suntik KB pada Kucing Disebut Bisa Picu Kanker, Benarkah?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com