Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Situs Fosil Langka di Argentina Ungkap Pemandangan Hari-hari Akhir Dinosaurus Sebelum Punah

Kompas.com - 27/10/2023, 19:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Dengan adanya fosil herbivora besar, karnivora, dan material mamalia yang lebih kecil, situs ini menjadi jendela ke seluruh ekosistem yang berkembang pada akhir zaman dinosaurus sebelum serangan asteroid.

Baca juga: Bagaimana Terbentuknya Minyak Bumi, Benarkah dari Fosil Dinosaurus?

Mengisi puzzle prasejarah

Sisa-sisa material dari kumpulan mamalia kecil merupakan indikator penting sebuah situs fosil.

Tulang-tulang hewan ini sering kali memberikan lebih banyak informasi tentang susunan ekosistem pada masa lalu dibandingkan dinosaurus berukuran besar.

Namun, lantaran kerangka berukuran kecil lebih mudah terurai dan pecah daripada tulang dinosaurus yang besar dan kokoh, fosil kecil sekali jarang ditemukan.

Khususnya rahang mamalia lengkap dengan gigi, akan sangat membantu ahli paleontologi untuk mengukur bagaimana nasib kerabat manusia purba dari waktu ke waktu.

Koleksi fosil dari Canadon Tomas pun akan menjadi pembuktian terhadap hipotesis ahli paleontologi tentang masa-masa prasejarah tersebut.

Misalnya, beberapa penelitian menunjukkan, jumlah spesies dinosaurus mungkin telah menurun di belahan Bumi utara selama akhir Zaman Kapur.

Kondisi itu disinyalir membuat hewan ini lebih rentan terhadap kepunahan saat asteroid menghantam Bumi.

"Sering kali diasumsikan bahwa di benua selatan, pola-pola ini mencerminkan pola yang ada di benua utara, tapi apakah itu benar?" Lamanna bertanya-tanya.

Hal tersebut turut dipertanyakan Alexander Vargas, ahli paleontologi dari University of Chile yang tidak terlibat dalam penelitian baru ini.

Meski semua dinosaurus non-unggas punah setelah peristiwa tersebut, para ahli masih belum mengetahui nasib spesies yang hidup di belahan Bumi selatan.

"Ada kemungkinan bahwa jarak dari lokasi dampak (jatuhnya asteroid) mendukung kelangsungan hidup beberapa kelompok di daratan selatan, seperti mamalia monotreme dan nenek moyang marsupial modern," kata Vargas.

Hal tersebut akan membantu menjelaskan mengapa kelompok mamalia ini ada di daratan selatan saat ini, tetapi hampir seluruhnya tidak ada di wilayah utara.

Penggalian dan analisis fosil langka yang ditemukan di Canadon Tomas masih berlangsung hingga saat ini.

Tim lapangan berencana untuk kembali ke lokasi tersebut pada akhir tahun ini dan awal 2024.

Setiap temuan baru juga berpotensi memberikan gambaran global tentang seperti apa akhir Zaman Kapur, tidak lama sebelum dampak buruk serangan asteroid terjadi.

"Jika tim kami telah menemukan fosil ular, dua atau tiga jenis dinosaurus, dan mamalia hanya dengan menggores permukaannya, siapa yang tahu apa lagi yang mungkin ada di sana?" kata Lamanna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com