KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan jumlah kasus cacar monyet atau monkeypox terus mengalami peningkatan.
Berdasarkan data Kemenkes, pada 13 dan 19 Oktober 2023, masing-masing baru ada satu pasien cacar monyet. Kemudian, pasien bertambah lima pada 21 Oktober 2023.
Selanjutnya, pada 23 Oktober 2023, terdapat tambahan dua kasus positif. Lalu pada 24 Oktober 2023 ada tiga kasus tambahan.
Sementara pada 25 dan 26 Oktober terdapat masing-masing tambahan dua kasus positif cacar monyet.
Juru bicara Kemenkes Mohammad Syahril mengungkapkan, jumlah pasien positif cacar monyet mencapai 17 orang per Kamis (26/10/2023) pukul 19.00 WIB.
Dari jumlah itu, satu pasien yang positif pada Agustus 2022 telah dinyatakan sembuh. Sementara 16 orang lainnya masih positif.
"Kasus positif aktif 16 orang (dengan) positivity rate PCR 44 persen," ungkapnya kepada Kompas.com, Jumat (27/10/2023) pagi.
Menurut Syahril, semua pasien cacar monyet tertular virus akibat adanya kontak seksual. Mereka seluruhnya berjenis kelamin laki-laki dengan usia antara 25 hingga 50 tahun.
Para pasien mengalami gejala ringan antara lain ruam dan lesi lepuh berisi air atau nanah pada kulit, sakit kepala, demam, nyeri otot, mual, dan muntah. Mereka saat ini sedang mejalani isolasi di rumah sakit yang ditunjuk Kemenkes.
"(Pasien) suspek atau terduga bergejala 9 orang. (Pasien) probable yang menunggu hasil PCR 2 orang," tambah Syahril.
Di sisi lain, baru ada 251 warga yang menerima vaksinasi cacar monyet dari Kemenkes dari target 495 orang.
Baca juga: Kasus Cacar Monyet Ditemukan di Jakarta, Kemenkes Ungkap Gejalanya
"Diberikan 1 orang 2 dosis, selang 4 minggu. Karena saat ini stok vaksin monkeypox di Indonesia ada 1.000 dosis untuk 500 orang," ujarnya.
Selain itu, Kemenkes juga mengadakan sosialisasi dan edukasi untuk mencegah terkena cacar monyet.
Menurut Syahril, masyarakat harus hidup bersih dan sehat, memakai masker, serta mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun.