Gejala negatif mengacu pada berkurangnya kemampuan untuk berfungsi secara normal.
Misalnya, orang tersebut mungkin mengabaikan kebersihan pribadi atau tampak kurang emosi seperti tidak melakukan kontak mata, tidak mengubah ekspresi wajah, atau berbicara dengan nada monoton.
Selain itu, penderita mungkin kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari, menarik diri secara sosial, atau tidak memiliki kemampuan untuk mengalami kesenangan.
Baca juga: Benarkah Suka Bicara Sendiri dan Ngehalu adalah Tanda Gangguan Mental?
Gejala skizofrenia pada remaja mirip dengan orang dewasa, namun kondisinya mungkin lebih sulit untuk dikenali. Gejala yang dapat dikenali seperti:
Selain itu, gejala pada skizofrenia yang dapat dibedakan pada dewasa antara lain:
Baca juga: Mengenal Arti dan Sejarah Titik Koma, Simbol Gerakan Kesehatan Mental
Dikutip dari sumber yang sama, skizofrenia diketahui membutuhkan pengobatan seumur hidup, bahkan ketika gejalanya mereda.
Pengobatan dengan obat-obatan dan terapi psikososial dapat membantu untuk mengelola dan meredakan skizofrenia. Namun dalam beberapa kasus, dibutuhkan rawat inap.
Biasanya, pengobatan skizofrenia ini dipandu oleh seorang psikiater.
Obat merupakan landasan dari pengobatan skizofrenia, biasanya psikiater akan meresepkan obat antipsikotik.
Antipsikotik dianggap dapat mengendalikan gejala dengan memengaruhi dopamine neurotransmitter otak. Mungkin juga psikiater akan meresepkan obat lain, seperti obat antidepresan atau obat anticemas.
Setelah gejala mereda, selain tetap konsumsi obat, juga dapat dibarengi dengan terapi intervensi psikososial dan psikologis.
Intervensi psikososial dan psikologis ini mencakup:
Psikoterapi dapat membantu menormalkan pola pikir. Selain itu, juga untuk belajar mengatasi stres dan mengidentifikasi tanda-tanda peringatan dini dari kekambuhan yang dapat membantu penderita skizofrenia mengelola penyakit mereka.
Terapi ini berfokus pada peningkatan komunikasi dan interaksi sosial dan meningkatkan kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sehari-hari.
Terapi ini dengan memberikan dukungan dan pendidikan kepada keluarga yang anggotanya menderita skizofrenia sehingga sering berurusan dengannya.
Ini berfokus pada membantu orang dengan skizofrenia mempersiapkan, menemukan, atau mempertahankan pekerjaan.
Baca juga: 6 Cara Sederhana Jaga Kesehatan Mental di Sela Kegiatan Harian
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya