Alvira mengatakan, pihaknya baru mengetahui video tersebut tersebar dari unggahan salah satu akun Twitter. Sebab, dirinya tidak memiliki akun TikTok.
"Saya langsung mengetahui itu video saya saat saya melihat salah satu reply-an yang menyebutkan, 'Videonya cuma video Suramadu biasa, dan ada suara anak kecil ngomong 'Inilah Suramadu'," tutur dia.
"Karena 'Inilah Suramadu' itu sendiri adalah inside jokes (candaan) di keluarga saya. Saat saya lihat videonya, memang benar itu saya," lanjutnya.
Namun, dia dan keluarga tak tahu mengapa video bisa berada di ponsel orang lain. Terlebih, Alvira dan keluarga sama sekali tidak mengenal pengunggah pertama video.
Penuturan Alvira, keluarganya kerap menyimpan file foto dan video sebagai arsip di CD dan hard disk.
Untuk mengantisipasi kerusakan CD maupun hard disk, arsip termasuk video jembatan Suramadu 2008 akhirnya diunggah di Google Drive.
"Kami set privacy-nya memang 'for anyone' biar bisa dibuka sama semua anggota keluarga dari link tersebut, karena kami waktu itu belum paham caranya membagikan file tersebut," ungkap Alvira.
Oleh karena itu, dugaannya, kemungkinan link Google Drive tersebar secara tidak sengaja.
Alvira juga sempat berniat menghubungi pengunggah pertama melalui akun TikTok temannya, tetapi terhalang kebijakan TikTok.
"Karena kalau di TikTok tidak bisa mengirim DM (pesan langsung) apabila tidak saling follow (mengikuti)," ujar Alvira.
Baca juga: Indonesia Bisa Bangun 10 Jembatan Suramadu dari Kerugian Kecelakaan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.