Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suhu Kamar Bisa Meningkatkan Kualitas Tidur, Berapa Idealnya?

Kompas.com - 02/03/2022, 20:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.comSuhu kamar sangat mempengaruhi kualitas tidur kita, hendaknya suhu ada di angka ideal, tidak terlalu dingin dan tak terlalu panas.

Studi menemukan, suhu kamar tidur merupakan salah satu faktor terpenting dalam mencapai kualitas tidur personal.

Pasalnya, suhu inti alami tubuh akan menurun saat menjelang tidur. Dengan mengatur suhu kamar tidur di angka tertentu, tubuh akan mudah beradaptasi sehingga tidur mejadi lebih lelap.

Dr. Dien Kalbu Ady, Direktur RSU PKU Muhammadiyah Prambanan mengungkapkan, kualitas yang buruk bisa berpotensi meningkatkan sejumlah penyakit.

"Kualitas tidur yang buruk akan berkaitan dengan penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, depresi, menurunkan elastisitas kulit, dan meningkatkan risiko timbulnya jerawat," jelasnya melalui pesan singkat, saat dihubungi Kompas.com, Senin (28/2/2022).

Lantas berapa suhu ideal kamar untuk menigkatkan kualitas tidur?

Baca juga: Posisi Tidur Terbaik untuk Mencegah Pikun

Suhu ideal kamar tidur

Dilansir dari Wirecutter, suhu ideal kamar tidur adalah 15 – 19 derajat celsius. Namun, jika kamar tidur berukuran kecil, suhu bisa disesuaikan.

Atau jika masih terasa dingin, Anda bisa mengganti pendingin ruangan dengan kipas angin.

Dikutip dari Health Line, sebuah studi menyebutkan, suhu kamar yang paling ideal untuk tidur adalah 18,3 derajat celsius.

Hal serupa juga disampaikan oleh Dien. Menurutnya, suhu kamar sangat mempengaruhi kualitas tidur. Sehingga untuk bisa mendapatkan kualitas tidur yang maksimal dan kesehatan bisa terjaga, kondisikan kamar berada dalam suhu yang ideal.

"Suhu kamar yang disarankan adalah 18-22 derajat Celcius," jelasnya.

Baca juga: Tidur Ditemani Musik? Kenali Plus Minusnya

Penurunan suhu inti alami tubuh saat tidur

Ilustrasi tidur.FREEPIK/SENIVPETRO Ilustrasi tidur.
Mendekati waktu tidur, suhu inti alami tubuh akan menurun dan terus bergeser selama 24 jam. Siklus tersebut dikenal dengan ritme sirkadian.

Ritme sirkadian merupakan proses alami yang mengatur siklus tidur-bangun dan terus terulang setiap 24 jam.

"Ketika kita tidur maka suhu tubuh menjadi lebih dingin dan ketika kita bangun, maka suhu tubuh dapat menjadi lebih hangat," jelas Dien.

Penurunan suhu tubuh ini berkaitan dengan produksi dan pelepasan hormon melatonin. Hormon melantonin merupakan hormon yang diproduksi otak untuk membantu tidur.

Hal tersebut kemudian berpengaruh terhadap penentuan suhu kamar yang tepat saat tidur.

"Suhu kamar yang sejuk dapat membantu menjaga kualitas tidur yang lebih baik karena suhu inti alami tubuh juga menurun selama tidur. Sebaliknya, suhu kamar yang terlalu panas dapat menyebabkan kita tiba-tiba terbangun di malam hari," imbuhnya.

Jika kamar tidur terlalu panas, tubuh akan berkeringat dan mengalami dehidrasi.

Akibatnya, kualitas tidur akan terganggu dan menyebabkan kelelahan, baik fisik, mental, maupun gangguan tidur (insomnia).

Nah jika suhu kamar terlalu dingin, maka kualitas tidur juga akan berkurang karena tidur terganggu oleh tubuh yang menggigil.

Baca juga: Tips agar Bisa Tidur Nyenyak dalam Kondisi Flu dan Batuk

Cara meningkatkan kualitas tidur

Dien mengatakan, penentuan suhu kamar bukan menjadi satu-satunya hal untuk meningkatkan kualitas tidur.

"Suhu kamar yang ideal tidak menjadi satu-satunya hal agar kualitas tidur menjadi lebih baik," ujarnya.

Lantas, hal apa saja yang bisa meningkatkan kualitas tidur? Berikut di antaranya:

1. Mengenakan kaus kaki

Disadur dari Wirecutter, mengenakan kaus kaki bisa menghangatkan kulit sehingga memberikan sinyal ke otak bahwa sudah waktunya untuk tidur.

Kaki merupakan bagian dengan pembuluh darah paling banyak. Aliran darah dan panas di permukaan kulit akan keluar sehingga suhu internal menurun dengan mudah.

Pelepasan panas inilah yang mengakibatkan tidur menjadi lebih cepat dan nyenyak.

"Ketika suhu kamar terlalu dingin, cara yang bisa dilakukan adalah memakai selimut atau kaos kaki," saran Dien.

Pada orang tua, mengenakan kaus kaki sangat efektif untuk membantu meningkatkan kualitas tidur.

Baca juga: Ini Manfaat Tidur Mengenakan Kaus Kaki

2. Mandi air hangat

Mandi dengan air hangat juga dapat meningkatkan suhu kulit sehingga panas yang berasal dari suhu tubuh dapat segera keluar.

Akibatnya, suhu internal akan turun dan tidur menjadi lebih nyenyak. Para ilmuwan menyebut hal ini sebagai "efek mandi".

Studi menyarakankan, mandi air hangat sebaiknya dilakukan 2 jam sebelum menjelang tidur.

Baca juga: Manfaat Mandi Air Hangat Sehabis Kehujanan

3. Gunakan selimut

Mengenakan selimut saat tidur dapat meningkatkan kualitas tidur. Disarankan menggunakan selimut dari bahan wol atau kapas. Sementara untuk sprei bisa menggunakan kain linen.

Penggunaan selimut bisa disesuaikan berdasarkan musim, apabila musim dingin maka penggunakan selimut bisa ditambah.

Sebaliknya, jika musim panas sebaiknya gunakan selimut yang tidak terlalu tebal.

"Jika suhu kamar terlalu panas, bisa menggunakan pendingin ruangan, memakai pakaian tidur yang nyaman dan sejuk," imbuh Dien.

Mengingat miusim di Indonesia yang tidak terlalu ekstrem, penggunaan selimut bisa dikenakan kapan saja.

Hanya saja, bagi yang tinggal di daerah pegunungan, disarankan menggunakan selimut yang tebal.

Baca juga: Tidur Lebih Nyenyak dan Berkualitas, Simak Tipsnya!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bisakah Peserta BPJS Kesehatan Langsung Berobat ke Rumah Sakit Tanpa Rujukan?

Bisakah Peserta BPJS Kesehatan Langsung Berobat ke Rumah Sakit Tanpa Rujukan?

Tren
Buntut Film Dokumenter “Burning Sun”, Stasiun TV Korsel KBS Ancam Tuntut BBC

Buntut Film Dokumenter “Burning Sun”, Stasiun TV Korsel KBS Ancam Tuntut BBC

Tren
8 Perawatan Gigi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024, Termasuk Scaling

8 Perawatan Gigi yang Ditanggung BPJS Kesehatan 2024, Termasuk Scaling

Tren
Gagal Tes BUMN karena Tidak Memenuhi Syarat atau Terindikasi Curang, Apa Penyebabnya?

Gagal Tes BUMN karena Tidak Memenuhi Syarat atau Terindikasi Curang, Apa Penyebabnya?

Tren
Berada di Tingkat yang Sama, Apa Perbedaan Kabupaten dan Kota?

Berada di Tingkat yang Sama, Apa Perbedaan Kabupaten dan Kota?

Tren
Biaya Kuliah UGM Jalur Mandiri 2024/2025, Ada IPI atau Uang Pangkal

Biaya Kuliah UGM Jalur Mandiri 2024/2025, Ada IPI atau Uang Pangkal

Tren
Irlandia, Spanyol, dan Norwegia Akui Negara Palestina, Israel Marah dan Tarik Duta Besar

Irlandia, Spanyol, dan Norwegia Akui Negara Palestina, Israel Marah dan Tarik Duta Besar

Tren
Ramai soal Salah Paham Beli Bensin di SPBU karena Sebut Nilai Oktan, Ini Kata Pertamina

Ramai soal Salah Paham Beli Bensin di SPBU karena Sebut Nilai Oktan, Ini Kata Pertamina

Tren
Penjelasan UGM soal UKT Ujian Mandiri UGM 2024 Ada Biaya Uang Pangkal

Penjelasan UGM soal UKT Ujian Mandiri UGM 2024 Ada Biaya Uang Pangkal

Tren
Festival Lampion Waisak di Candi Borobudur Malam Ini, Pukul Berapa?

Festival Lampion Waisak di Candi Borobudur Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Thrifting demi Flexing? Psikografi dan Sisi Lain Penggemar Barang Bekas

Thrifting demi Flexing? Psikografi dan Sisi Lain Penggemar Barang Bekas

Tren
3 Cara Menampilkan Tayangan YouTube dari Ponsel ke Smart TV

3 Cara Menampilkan Tayangan YouTube dari Ponsel ke Smart TV

Tren
45 Ucapan Selamat Hari Raya Waisak 2024 dalam Bahasa Inggris dan Artinya

45 Ucapan Selamat Hari Raya Waisak 2024 dalam Bahasa Inggris dan Artinya

Tren
Jarang Disadari, Ini Daftar Ikan Tinggi Natrium yang Patut Diwaspadai Penderita Hipertensi

Jarang Disadari, Ini Daftar Ikan Tinggi Natrium yang Patut Diwaspadai Penderita Hipertensi

Tren
Arti dan Jawaban Ucapan Waisak 'Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta'

Arti dan Jawaban Ucapan Waisak "Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta"

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com