Seorang profesor Mesir Kuno di Universitas Paris-Sorbonne, Pierre Tallet mengungkapkan bahwa berdasarkan papirus, para pekerja diberi makanan diet, berupa kurma, sayuran, unggas, dan daging.
Selain diet sehat, papirus menggambarkan anggota tim kerja ini mendapatkan bahan tekstil yang kemungkinan dianggap semacam uang pada waktu itu.
Selain itu, pejabat di posisi tinggi yang terlibat dalam konstruksi piramida kemungkinan menerima hibah tanah.
Namun, menurut lembaga penelitian yang berbasis di Massachusetts, catatan sejarah menunjukkan bahwa kadang-kadang dalam sejarah Mesir, hibah tanah diberikan kepada pejabat. Namun, tidak diketahui apakah hibah tanah juga diberikan kepada pejabat yang terlibat dalam pembangunan piramida.
Para arkeolog telah menemukan bukti bahwa penduduk kuno kota ini biasa memanggang roti dalam jumlah besar, menyembelih ribuan hewan, dan membuat bir dalam jumlah banyak.
Berdasarkan tulang hewan yang ditemukan di lokasi, dan mempertimbangkan kebutuhan nutrisi para pekerja, para arkeolog memperkirakan sekitar 1.800 kilogram hewan, termasuk sapi, domba dan kambing disembelih setiap hari, rata-rata, untuk memberi makan para pekerja.
Berdasarkan penelitian terhadap mayat para pekerja yang dikubur dekat piramida, menunjukkan ada jejak penyembuhan tulang yang dipasang dengan benar.
Hal ini membuktikan bahwa para pekerja ini mendapat akses dan perawatan medis.
Makanan berlimpah, dikombinasikan dengan bukti perawatan medis, dan menerima tekstil sebagai bentuk pembayaran, membuat ahli Mesir Kuno umumnya setuju bahwa para pekerja bukanlah orang yang diperbudak.
Kendati demikian, temuan ini tidak membuktikan bahwa semua pekerja mendapat akomodasi yang sama.
Baca juga: Siapa yang Membangun Piramida Mesir? Ini Petunjuk yang Ditemukan Ahli