Direktur Ancient Egypt Research Associates (AERA) sekaligus egyptologist, Mark Lehner telah meneliti sejarah Mesir bersama dengan timnya.
Berdasarkan penggalian AERA, menunjukkan bahwa beberapa pejabat tinggi tinggal di rumah besar dan memiliki potongan daging pilihan. Sebaliknya, Lehner menduga bahwa para pekerja berpangkat lebih rendah kemungkinan besar tidur di tempat tinggal sederhana atau bahkan bersandar di piramida untuk beristirahat.
Melansir Majalah Harvard, Juli-Agustus 2003, George Reisner dari Harvard menemukan grafiti pekerja di awal abad kedua puluh yang mengungkapkan bahwa para pembangun piramida diorganisasikan ke dalam unit-unit pekerja dengan nama seperti "Teman Khufu" atau "Pemabuk Menkaure".
Di dalam unit-unit ini ada lima divisi (peran mereka masih belum diketahui), yang bertugas di kuil piramida. Oleh karena itu, banyak ahli Mesir Kuno menganut hipotesis bahwa piramida juga dibangun oleh tenaga kerja shift atau organisasi berbasis tim.
Mark Lehner berpendapat bahwa masyarakat Mesir berada dalam sistem feodal, di mana hampir semua orang wajib melayani mereka yang berada di atas hierarki sosial. Orang Mesir menyebutnya "bak".
"Tapi itu tidak benar-benar berfungsi sebagai kata untuk perbudakan. Bahkan pejabat tertinggi berutang bak," kata Lehner.
Terlepas dari budak atau bukan, saat musim terakhir penggaliannya dimulai, Lehner masih tidak tahu di mana semua pekerja tidur.
Jika beberapa tahun mendatang dokumentasi, publikasi, dan tinjauan sejawat membuktikannya, temuan Lehner akan menunjukkan bahwa orang Mesir kuno bahkan lebih maju dalam organisasi sosial mereka.
Baca juga: Arkeolog Temukan 110 Makam Kuno di Delta Sungai Nil, Ungkap Sejarah Raja-raja Mesir
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.