Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Lengah, Kita Masih Dihantui Potensi Gelombang Ketiga Covid-19...

Kompas.com - 20/09/2021, 09:27 WIB
Mela Arnani,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gelombang ketiga Covid-19 berpotensi terjadi di Indonesia. Masyarakat jangan lengah.

Kita pasti tak mau situasi penuhnya fasilitas kesehatan, dan sulitnya mencari bantuan oksigen, seperti yang terjadi pada Juli lalu, terulang kembali.

Peringatan soal potensi gelombang ketiga juga sudah dilontarkan pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19. Sejumlah negara tengah mengalaminya.

"Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidak menyusul third wave atau lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (14/9/2021).

Baca juga: Hadapi Gelombang Tiga Covid-19, Apa yang Terjadi dengan Malaysia?

Kapan prediksi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia?

Suasana Pasar Tanah Abang Blok B, Jakarta Pusat terlihat sepi karena masih tutup libur lebaran, Jumat (24/7/2015). Pasar Tanah Abang Blok A dan B akan kembali buka pada Senin (27/7/2015). KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMOKRISTIANTO PURNOMO Suasana Pasar Tanah Abang Blok B, Jakarta Pusat terlihat sepi karena masih tutup libur lebaran, Jumat (24/7/2015). Pasar Tanah Abang Blok A dan B akan kembali buka pada Senin (27/7/2015). KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO
Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman, mengatakan, prediksi soal kapan gelombang ketiga Covid-19 akan terjadi bersifat dinamis.

Melihat situasi saat ini, ia memprediksi, gelombang ketiga akan terjadi pada Desember 2021.

“Dulu saya memprediksi Oktober, tapi ini berubah lagi, mundur lagi, jadi Desember. Desember pun gelombangnya menurun juga, merendah, enggak sebesar seperti prediksi sebelumnya,” kata Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/9/2021).

Menurut Dicky, hal ini terjadi karena adanya intervensi yang dilakukan seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diperpanjang.

Jika ada intervensi yang dilakukan melalui kebijakan, kata Dicky, akan memperkecil potensi gelombang ketiga Covid-19.

“Semakin kita konsisten, semakin disiplin dalam memberikan intervensi, termasuk capaian vaksinasi, ini akan membuat potensi (gelombang ketiga) itu semakin jauh atau mengecil tapi tetap ada, jauh mengecil,” kata dia.

Sebesar apa potensi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia?

Pasien COVID-19 menggunakan selang oksigen di dalam kompleks Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet (28/06). Getty Images Pasien COVID-19 menggunakan selang oksigen di dalam kompleks Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet (28/06).
Dicky mengatakan, gelombang ketiga infeksi corona berpotensi terjadi karena tingkat vaksinasi Covid-19 masih rendah sehingga mayoritas belum memiliki kekebalan atau imunitas.

“Dalam artian imunitas itu dari vaksin, vaksinasi dosis penuh, apa pun vaksinnya. Ini kan 80 persenan (masyarakat) masih rawan karena belum mendapat vaksin,” kata Dicky.

Apalagi, kini ditemukan varian-varian baru virus corona.

"Tidak ada negara yang meskipun vaksinasinya sudah lebih dari 60 persen bisa menghindari gelombang ketiga, sulit,” ujar dia.

Meski demikian, Dicky berharap, jika terjadi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia, tidak akan sebesar gelombang sebelumnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mobil Selebgram Zoe Levana Masuk Jalur Busway, Bisa Didenda Rp 50 Juta

Mobil Selebgram Zoe Levana Masuk Jalur Busway, Bisa Didenda Rp 50 Juta

Tren
Mirip di Taiwan, Sidang Paripurna Indonesia Juga Pernah Ricuh hingga Terjadi Insiden Palu Hilang

Mirip di Taiwan, Sidang Paripurna Indonesia Juga Pernah Ricuh hingga Terjadi Insiden Palu Hilang

Tren
5 Temuan TNI AL soal Kasus Kematian Lettu Eko Damara

5 Temuan TNI AL soal Kasus Kematian Lettu Eko Damara

Tren
35 Ucapan dan Twibbon Hari Waisak 23 Mei 2024

35 Ucapan dan Twibbon Hari Waisak 23 Mei 2024

Tren
Rombongan Presiden Iran Ini Sempat Hidup Sejam Usai Helikopter Jatuh

Rombongan Presiden Iran Ini Sempat Hidup Sejam Usai Helikopter Jatuh

Tren
Mei Diklaim Bulan Terlama dan Bulan Saat Uang Habis-habisan, Apa Penyebabnya?

Mei Diklaim Bulan Terlama dan Bulan Saat Uang Habis-habisan, Apa Penyebabnya?

Tren
Pendaftaran Akun PPDB DKI Jakarta 2024 Dibuka, Klik Sidanira.jakarta.go.id

Pendaftaran Akun PPDB DKI Jakarta 2024 Dibuka, Klik Sidanira.jakarta.go.id

Tren
13 Manfaat Daun Kelor, Ampuh Kontrol Gula Darah dan Atasi Kolesterol

13 Manfaat Daun Kelor, Ampuh Kontrol Gula Darah dan Atasi Kolesterol

Tren
Pekerja yang Terkena PHK Masih Menerima Manfaat JKN Selama 6 Bulan, Ini Syaratnya

Pekerja yang Terkena PHK Masih Menerima Manfaat JKN Selama 6 Bulan, Ini Syaratnya

Tren
Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Embun Upas Akan Muncul Kembali di Dieng, Kapan Terjadi?

Tren
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC)? Berikut Tugas dan Wewenangnya

Tren
ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

ICC Ajukan Surat Penangkapan Pimpinan Israel dan Hamas, Peluang Netanyahu Ditahan?

Tren
Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Ali Bagheri, Diplomat Ulung dan Pengkritik Keras Barat yang Kini Menjabat sebagai Menlu Iran

Tren
Cerita di Balik Jasa 'Santo Suruh' yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Cerita di Balik Jasa "Santo Suruh" yang Mau Disuruh Apa Saja, dari Jemput Anak Main juga Kubur Ari-ari

Tren
Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Suhu Udara Capai 50 Derajat Celsius, Ini Imbauan bagi Jemaah Haji yang Tiba di Makkah

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com