JAKARTA, KOMPAS.com - Gelombang ketiga Covid-19 berpotensi terjadi di Indonesia. Masyarakat jangan lengah.
Kita pasti tak mau situasi penuhnya fasilitas kesehatan, dan sulitnya mencari bantuan oksigen, seperti yang terjadi pada Juli lalu, terulang kembali.
Peringatan soal potensi gelombang ketiga juga sudah dilontarkan pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19. Sejumlah negara tengah mengalaminya.
"Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidak menyusul third wave atau lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (14/9/2021).
Baca juga: Hadapi Gelombang Tiga Covid-19, Apa yang Terjadi dengan Malaysia?
Melihat situasi saat ini, ia memprediksi, gelombang ketiga akan terjadi pada Desember 2021.
“Dulu saya memprediksi Oktober, tapi ini berubah lagi, mundur lagi, jadi Desember. Desember pun gelombangnya menurun juga, merendah, enggak sebesar seperti prediksi sebelumnya,” kata Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/9/2021).
Menurut Dicky, hal ini terjadi karena adanya intervensi yang dilakukan seperti Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diperpanjang.
Jika ada intervensi yang dilakukan melalui kebijakan, kata Dicky, akan memperkecil potensi gelombang ketiga Covid-19.
“Semakin kita konsisten, semakin disiplin dalam memberikan intervensi, termasuk capaian vaksinasi, ini akan membuat potensi (gelombang ketiga) itu semakin jauh atau mengecil tapi tetap ada, jauh mengecil,” kata dia.
“Dalam artian imunitas itu dari vaksin, vaksinasi dosis penuh, apa pun vaksinnya. Ini kan 80 persenan (masyarakat) masih rawan karena belum mendapat vaksin,” kata Dicky.
Apalagi, kini ditemukan varian-varian baru virus corona.
"Tidak ada negara yang meskipun vaksinasinya sudah lebih dari 60 persen bisa menghindari gelombang ketiga, sulit,” ujar dia.
Meski demikian, Dicky berharap, jika terjadi gelombang ketiga Covid-19 di Indonesia, tidak akan sebesar gelombang sebelumnya.